REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar IPB University dan Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Prof Dr Didin Hafidhuddin MS mengemukakan pentingnya menjadikan Alquran dan Albayan sebagai landasan pendidikan untuk mencapai generasi unggul atau biasa disebut Generasi Emas tahun 2045.
“Jadikan Alquran dan Albayan sebagai landasan pendidikan untuk melahirkan Generasi Emas 2045,” kata Prof. Didin Hafidhuddin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jumat (3/2/2023).
Pada kesempatan tersebut, Prof Didin membahas Kajian Tematik Surat Ar-Rahman (surat ke-55) ayat 1-4, yang artinya: (Allah) Yang Maha Pengasih (1); Yang telah mengajarkan Alquran (2); Dia menciptakan manusia (3); mengajarnya pandai berbicara (4).
Ia menjelaskan, Albayan (pandai berbicara) yang dimaksudkan dalam ayat ke-4 Surat Ar-Rahman itu adalah kemampuan berpikir yang baik atau positif yang dilandasi dengan wahyu Allah SWT (Aquran). “Jadi, bukan sekadar berpikir maju dan kritis, tapi liar atau bertentangan dengan nilai-nilai agama (Alquran),” ujarnya.
Mengutip Alquran Surat Ar-Rahman ayat 1-4 tersebbut, Prof. Didin menegaskan pentingnya lembaga pendidikan untuk mengajarkan kepada para siswa kecintaan kepada Alquran dan Albayan. “Ajari anak-anak kita, para siswa kita sedini mungkin, kecintaan kepada Alquran, dan kebiasaan berpikir positif yang berlandaskan nilai-nilai ketuhanan,” kata Prof. Didin.
Ia lalu mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya mengajarkan kecintaan kepada Aquran sebagai salah satu dari tiga materi pendidikan yang sangat penting diberikan kepada anak. “Didiklah anak-anakmu dengan tiga materi pendidikan, yakni cinta kepada Nabi Muhammad, cinta kepada keluarga Nabi, dan senang membaca Alquran,” ujar Prof. Didin mengutip Hadits Nabi Muhammad SAW.
Terkait cinta kepada Nabi Muhammad SAW, Prof Didin menjelaskan, Rasulullah SAW adalah manusia paling sempurna, di atas para nabi dan rasul. “Dengan menghidupkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, diharapkan siswa mempunyai keinginan yang kuat untuk menerapkan Sunnah Nabi dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Membaca Alquran juga termasuk salah satu materi pendidikan yang perlu diajarkan sedini mungkin kepada anak didik. “Orang yang membaca dan menghidupkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari, maka dia akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan Allah, yakni Hari Kiamat nanti. Karena itu, penting bagi kita mengajari anak-anak didik kita agar senang membaca Alquran sejak dini,” paparnya.
Prof Didin menyebutkan, Alquran mempunyai lima kemuliaan. Yaitu, merupakan bacaan yang mulia, diturunkan oleh Zat Yang Mahamulia (Allah SWT), disampaikan kepada makhluk yangf mulia (Rasulullah SAW), melalui malaikat yang paling mulia (Malaikat Jibril AS), dn diturunkan pada waktu uang mulia (bulan Ramadhan).
Masih terkait keutamaan membaca Alquran, Prof Didin mengutip Alquran Surat Fathir ayat 29-30, yang menegaskan bahwa ada tiga amal yang menyebabkan seseorang mendapatkan perniagaan yang tidak pernah merugi, yakni: membaca Alquran, menegakkan shalat dan menginfakkan sebagian rezekinya.
“Jika ketiga hal itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang yang akan menjadi pribadi yang cerdas dalam segala dimensi. Yakni, kecerdasan intelegensia (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Karena itulah, sekali lagi, penting bagi kita untuk menanamkan kecintaan kepada Alquran sedini mungkin kepada anak didik kita,” ujarnya.
Di akhhir kajiannya, Prof Didin mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang menjamin mereka yang senantiasa berpegang teguh kepada Alquran, maka hidupnya tidak akan pernah tersesat. “Aku tinggalkan kepada kalian dua perkata, engkau tidak akan pernah tersesat selama-lamanya selama engkau berpegang teguh kepada keduanya, yakni Alquran dan Sunnah Rasul.”