REPUBLIKA.CO.ID., STOCKHOLM -- Mantan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson pada Rabu (1/2/2023) mengatakan mereka yang membakar Alquran adalah "orang bodoh” yang berguna bagi mereka yang ingin memecah belah Swedia dan merusak hubungan dengan negara lain dan dunia Islam.
Mantan perdana menteri dan kepala oposisi Sosial Demokrat, Andersson mengatakan kepada penyiar Swedia, SVT, bahwa mendorong pembakaran Alquran adalah "pemikiran yang menyimpang".
"Anda selalu memiliki hak untuk mengekspresikan diri, tetapi Anda memiliki tanggung jawab untuk memikirkan konsekuensinya, yang dapat menyakiti orang lain," kata Andersson menanggapi pernyataan Demokrat Swedia bahwa mereka "dapat membakar 100 salinan Alquran sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.”
Jimmie Akesson, kepala sayap kanan Demokrat Swedia, mengatakan kepada SVT bahwa dia tidak merekomendasikan pembakaran Alquran tetapi "dia memiliki hak untuk membakar Alquran, seperti halnya Alkitab, sebagai bagian dari kebebasan berekspresi."
Pekan lalu, ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan dan Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, secara terpisah membakar kitab suci umat Islam di Swedia, Belanda, dan Denmark.