Jaga Kestabilan Harga Pangan, Bulog DIY Gencarkan Pasar Murah
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras Bulog. | Foto: Republika/Putra M. Akbar
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perum Bulog Kantor Wilayah DIY menyebut terus menggencarkan pasar murah dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan. Terutama menjelang Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2023.
Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah DIY, Muhammad Attar Rizal menyebut, pasar murah tersebut digelar dengan penjualan secara komersial dari komoditas yang dimiliki Bulog. Mulai dari komoditas beras, minyak, gula, terigu, serta beberapa jenis komoditas lainnya.
"Bulog melakukan semuanya melewati sisi komersial dengan cara membuat pasar-pasar murah," kata Attar. Dari kegiatan pasar murah yang dilakukan, terserap 900 ton pangan per bulan.
Pihaknya juga menyerap penuh hasil panen petani DIY untuk dijual di pasar murah. "Dari hasil (900 ton yang terserap) tersebut, kami menyerap penuh hasil panen yang dihasilkan oleh petani DIY yang menggunakan subsidi dari pemerintah," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pihaknya menerima surat dari Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian untuk stabilisasi pasokan harga pangan, khususnya harga beras. Terlebih, saat ini harga beras di pasaran meningkat, meskipun peningkatannya tidak signifikan.
"SPHP yang ditugaskan oleh Bulog sudah terlaksana sejak Januari (2023) sebanyak 2.716 ton, yang tersebar di seluruh DIY," lanjut Attar.
Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, harga beras untuk jenis premium di pasaran naik menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk harga beras medium juga naik menjadi Rp 11.500 per kg.
Meski begitu, dikatakan bahwa ketersediaan beras masih mencukupi meski terjadi kenaikan harga. "Harga beras naik sedikit, tapi stock cukup," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani.