Sabtu 04 Feb 2023 15:57 WIB

Penyelenggara Haji di Saudi Kurang Kenal Produk Indonesia

Penyedia katering dan muassasah lebih banyak gunakan produk Thailand, Vietnam, China.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Fuji Pratiwi
Jamaah haji berjalan mengelilingi Kabah, bangunan kubik di Masjidil Haram, selama ibadah haji tahunan, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (10/7/2022). Konsulat Jenderal RI di Jeddah menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE). IHE digelar dua hari, 1-2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah, Arab Saudi.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Jamaah haji berjalan mengelilingi Kabah, bangunan kubik di Masjidil Haram, selama ibadah haji tahunan, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (10/7/2022). Konsulat Jenderal RI di Jeddah menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE). IHE digelar dua hari, 1-2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsulat Jenderal RI di Jeddah menggelar Indonesian Hajj Expo (IHE). IHE digelar dua hari, 1-2 Februari 2023 di Balai Nusantara, Wisma Konjen RI Jeddah, Arab Saudi.

Langkah KJRI Jeddah mendapat dukungan dan apresiasi dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief. Hadir dalam pembukaan IHE 2023 di Jeddah, Hilman mengatakan, program tersebut selaras dengan misi PHU dalam menguatkan ekosistem ekonomi haji.

Baca Juga

Ia menyebut dimensi penyelenggaraan haji tidak hanya ibadah, tapi juga perniagaan. Di Indonesia, pihaknya sudah tiga kali mengadakan pameran sejenis. Ia pun berharap semoga ekosistem ekonomi haji di Indonesia makin kuat.

Hal senada disampaikan International Trade and Promotion Center (ITPC) KJRI Jeddah, Rivai Abbas. Menurutnya, sebagai pengirim jamaah haji dan umrah terbesar di dunia, saat ini penggunaan produk Indonesia masih minim, terlihat dari jumlah produk yang digunakan saat musim haji.

"Para perusahaan penyedia layanan katering dan muassasah masih lebih banyak menggunakan produk negara lain seperti Thailand, Vietnam, China, dan lainnya," kata Rivai.

Selain disebabkan kurang kompetitifnya harga dan kualitas produk Indonesia, ia menilai hal ini juga berkaitan dengan kurangnya informasi yang didapat para penyedia layanan terkait konsumsi, transportation dan akomodasi.

Pasar haji disebut merupakan captive market sekaligus entry point bagi produk-produk Indonesia, khususnya UKM. Sebab, dalam penyelenggaraan haji, pemerintah Indonesia dapat melakukan dorongan terhadap para penyedia layanan untuk menggunakan produk Indonesia.

"Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah/jamaah haji Indonesia di Arab Saudi seharusnya bisa memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku usaha di Indonesia. Apalagi, jamaah Indonesia dikenal sebagai fanatik dan loyal terhadap makanan Indonesia," ujar dia.

Rivai juga menargetkan dalam jangka pendek ada 30 persen produk Indonesia yang digunakan, dalam memenuhi layanan jemaah haji tanah air. Ke depan, produk Indonesia diharapkan makin dikenal para penyedia layanan, baik konsumsi, transportasi, maupun akomodasi, sehingga seluruh kebutuhan jamaah haji dapat dipenuhi dari Indonesia.

Terkait antusiasme peserta dan pengunjung IHE 2023, ia menyebut hal ini sangat baik. Salah satunya terlihat dari potensi transaksi sementara yang dihasillkan dalam pameran, yang mencapai lebih dari 4,8 juta dolar AS.  

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement