REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menandatangani Nota Kesepahaman tentang Pelaksanaan Pengembangan dan Penilaian Konten Pelatihan Keterampilan Kerja dan Kewirausahaan pada Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jumat (3/2/2023). Di hari yang sama tim menandatangani Nota Kesepahaman serupa di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, belajar harus menjadi semangat dan gerakan baru bagi angkatan kerja Indonesia. Di sinilah Program Kartu Prakerja menciptakan kultur baru. "Bahwa kita harus terus belajar, dari lahir sampai liang lahat. Yang tidak belajar, tidak keren," kata Denni melalui keterangan resmi, Sabtu (4/1/2023).
Denni menekankan, banyaknya pihak penyedia pelatihan di ekosistem Prakerja memungkinkan adanya persaingan sehat. Sebelum masuk ekosistem, mereka diseleksi ketat. Puluhan indikator asesmen harus dilalui, sebelum bergabung ke ekosistem Kartu Prakerja. Begitu berhasil, mereka pun belum tentu laku karena peserta bebas memilih yang cocok untuk kebutuhan mereka.
"Untuk melakukan proses asesmen tersebut, tim pelaksana dibantu asesor pelatihan dari lembaga-lembaga pendidikan terbaik di Indonesia yang bersifat independen, termasuk UII dan UMY," kata Denni.
Kerja sama Manajemen Pelaksana dengan UMY dan UII melengkapi jaringan kemitraan yang sebelumnya telah dilaksanakan dengan perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Atma Jaya, dan Indonesia Mengajar.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gunawan Budiyanto mengapresiasi kerja sama Program Kartu Prakerja dan UMY. Selain kemahiran akademis, kemahiran nonteknis atau kemahiran sosial sangat memengaruhi karir seseorang.
Di sinilah pentingnya semua orang terus berlatih mengasah diri. Gunawan berterima kasih karena Prakerja sudah menengok UMY.
"Kampus yang familiar khususnya di sektor perekonomian. Banyak mahasiswa UMY turut andil sebagai penggerak perekonomian," kata Gunawan.
Dukungan serupa disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid. Menurutnya, adaptabilitas menjadi kata kunci agar lulusan perguruan tinggi bisa terserap dengan baik di pasar kerja. "Misi pendidikan memang berbeda dengan pelatihan. Semoga lewat kerja sama ini, kedua hal itu bisa dipertemukan," ungkap Fathul.