Sabtu 04 Feb 2023 17:50 WIB

Jangan Sepelekan Bermain Bagi Anak, Ini Manfaatnya

Dalam bermain, anak-anak belajar kemampuan yang jadi bekal masa depan.

Anggota sanggar bermain wayang di Pendapa Sasangka Ayom Java Village, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/2/2023) (ilustrasi). Bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi yang diperlukan bagi anak-anak di bawah usia enam tahun agar maksimal pertumbuhannya.
Foto: Antara/Maulana Surya
Anggota sanggar bermain wayang di Pendapa Sasangka Ayom Java Village, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/2/2023) (ilustrasi). Bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi yang diperlukan bagi anak-anak di bawah usia enam tahun agar maksimal pertumbuhannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi yang diperlukan bagi anak-anak di bawah usia enam tahun agar maksimal pertumbuhannya.

Psikolog pendidikan dari Rumah Dandelion, Binky Paramita, M.Psi. di acara Blibli Playdate Sahabat Ibu Pintar x Rumah Dandelion di Jakarta, menyampaikan, manfaat bermain bagi anak-anak sangat besar. "Bermain memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan yang kelak dibutuhkan dalam kehidupan di masa yang akan datang," kata Binky.

Baca Juga

Dalam bermain, anak-anak sejatinya tengah berlatih memecahkan masalah saat menghadapi kesulitan. Saat main dengan temannya, anak-anak suka diskusi kadang juga berdebat.

Selain itu, bermain juga diyakini bisa mengembangkan rentang konsentrasi di mana kemampuan sensor motorik, logika berpikir serta rentang konsentrasi turut dilatih. Binky mencontohkan saat anak bermain lego maka itu bisa menjadi sarana melatih motorik halus. Saat anak berlarian maka saraf-saraf motorik kasar turut diolah.

"Bukan hanya itu, kecerdasan emosional melalui komunikasi dan interaksi bersama teman turut dilatih lewat situasi permainan," kata Binky.

Sementara itu, pakar kesehatan anak sekaligus asisten pengajar pediatrik di Harvard Medical School Claire McCarthy MD menjelaskan, lebih dari satu juta sambungan saraf baru dibuat di otak dalam beberapa tahun pertama kehidupan. Membentuk koneksi saraf ini membuatnya lebih efisien.

"Proses-proses tersebut nantinya akan membangun otak dan membantu memandu bagaimana fungsinya selama sisa hidup anak itu," tulis dia dalam publikasi Harvard Health pada Kamis (2/2/2023).

Saat anak-anak diajak bermain sehingga mereka bereaksi dan berinteraksi satu sama lain dengan cara yang penuh kasih maka blok otak yang sehat dan anak yang bahagia akan memiliki kesempatan lebih baik untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat, bahagia, kompeten, dan sukses.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement