Ahad 05 Feb 2023 12:10 WIB

Grup Adani Tunda Rencana Terbitkan Obligasi

Adani Enterprises sebelumnya berencana menerbitkan obligasi senilai 121,65 juta dolar

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Papan nama SPBU Adani dipajang di outlet perusahaan di Ahmedabad, India, 2 Februari 2023. Kerugian Adani Group yang bermasalah, konglomerat terbesar kedua India, semakin dalam pada hari Jumat karena saham di perusahaan andalannya anjlok 25% lagi, memperpanjang penurunan selama seminggu yang telah menghapus nilai pasar puluhan miliar dolar.
Foto: AP Photo/Ajit Solanki
Papan nama SPBU Adani dipajang di outlet perusahaan di Ahmedabad, India, 2 Februari 2023. Kerugian Adani Group yang bermasalah, konglomerat terbesar kedua India, semakin dalam pada hari Jumat karena saham di perusahaan andalannya anjlok 25% lagi, memperpanjang penurunan selama seminggu yang telah menghapus nilai pasar puluhan miliar dolar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Adani atau Adani Enterprises sebelumnya memiliki rencana menerbitkan obligasi senilai 121,65 juta dolar AS. Dikutip dari Reuters, Sabtu (4/2/2023), rencana mengumpulkan dana tersebut saat ini ditunda.

Perusahaan miliarder India Gautam Adani itu sebelumnya merencanakan penerbitan catatan publik untuk Januari 2023. Hal itu dilakukan bekerja sama dengan Edelweiss Financial Services Ltd, AK Capital, JM Financial, dan Trust Capital namun saat ini ditunda.

Baca Juga

Adani Enterprises juga membatalkan penjualan sahamnya senilai 2,5 miliar dolar AS setelah penurunan dramatis pada Rabu pekan ini. Penurunan Grup Adani terjadi setelah munculnya kritik short seller AS dan menghapus miliaran lebih dari nilai saham taipan India itu.

Regulator pasar India saat ini menyelidiki masalah tersebut. Termasuk jatuhnya saham perusahaan serta penyimpangan dalam penjualan saham yang sekarang disimpan dan kemungkinan manipulasi harga.

Saham Adani Enterprises ditutup 1,4 persen lebih tinggi setelah sebelumnya merosot 35 persen hingga mencapai level terendah sejak Maret 2021. Hal itu membuat kerugiannya menjadi hampir 33,6 miliar dolar AS sejak pekan lalu yang sudah mengalami penurunan hingga 70 persen.

Saham turun lima persen di Adani Total Gas yang merupakan perusahaan patungan dengan Total Energies Prancis. Sementara itu, saham Pelabuhan Adani dan Zona Ekonomi Khusus naik delapan persen serta Adani Transmission dan Adani Green Energy masing-masing turun 10 persen.

Sebuah laporan oleh Hindenburg Research pada pekan lalu menuding Grup Adani melakukan manipulasi saham dan utang yang tidak berkelanjutan. Hal itu juga menimbulkan kekhawatiran tentang utang yang tinggi dan valuasi tujuh perusahaan Adani yang terdaftar.

Laporan Hindenburg mengatakan, perusahaan Grup Adani memiliki utang besar. Selain itu, saham di tujuh perusahaan yang terdaftar memiliki penurunan 85 persen.

Grup Adani sudah berusaha menyanggah laporan tersebut. Grup Adani menyebut laporan tersebut tidak berdasar dan mengatakan selama dekade terakhir, perusahaannya telah secara konsisten melakukan upaya.

Perusahaan Adani yang terdaftar sekarang memiliki nilai pasar gabungan sebesar 107,5 miliar dolar AS. Sementara sebelum laporan tersebut diterbitkan, nilainya mencapai 218 miliar dolar AS.

Penurunan tersebut memaksa Grup Adani menyerahkan mahkota orang terkaya di Asia kepada saingannya dari India yakni Mukesh Ambani dari Reliance Industries Ltd. Grup Adani melorot ke urutan 17 dalam daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement