REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak agar lingkaran kekerasan antara Palestina-Israel segera dihentikan. Komisioner Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk mengingatkan, langkah Israel saat ini, bakal memicu lebih banyak kekerasan dan aksi berdarah.
Israel akan mempermudah warganya memperoleh izin memiliki senjata. Sikap ini merespons serangan di sinagoge belum lama ini. Penembakan tersebut, muncul menyusul serangan Israel di kamp pengungsian warga Palestina di Jenin.
‘’Saya takut langkah terkini yang diambil Pemerintah Isael hanya akan memicu kekerasan lagi. Khususnya keputusan mereka mempermudah warga mendapatkan izin memiliki senjata,’’ ujar Turk seperti dilansir Arab News, Sabtu (4/2/2023).
Dalam pernyataan yang disampaikan di Jenewa, Swiss itu, Turk menambahkan, kebijakan tersebut yang disertai retorika kebencian lagi-lagi hanya mengantarkan kepada kekerasan dan aksi berdarah. Lebih baik meninggalkan kebijakan terdahulu yang jelas gagal.
Fokuslah menghentikan cara berpikir tak logis dengan mengandalkan eskalasi, yang selama ini terbukti dengan hilangnya nyawa-nyawa manusia. ‘’Penghukuman kolektif termasuk pengusiran paksa dan penghancuran rumah tak dibenarkan hukum internasional,’’ kata Turk.
Ia menambahkan, impunitas telah menyebar. Pertandanya, pelaku kesewenang-wenangan dibiarkan begitu saja. Peringatan Turk muncul setelah Sekjen Palestinian National Initiative Party Mustafa Al-Barghouti mengkritik sikap bias AS.
Menurutnya, AS gagal menekan Israel untuk menghentikan serangan pada warga sipil Palestina di Tepi Barat maupun Yerusalem Timur. Ia merespons terlukanya 13 warga Palestina saat bentrokan dengan militer Israel di Tepi Barat, Sabtu.
Israel mengerahkan pasukan ke kamp pengungsian Aqbat Jabr, di selatan Jericho pada Sabtu pagi. Angkatan bersenjata Israel menyatakan, bentrokan terjadi dengan kelompok bersenjata Palestina saat operasi militer. Tak ada korban jatuh di pihak Israel.
Selain itu, Israel juga bereaksi terhadap pandangan Volker Turk melalui pernyataan dubesnya di Jenewa. Israel menuding Turk bias dan mengecam Israel semata.