Ahad 05 Feb 2023 14:53 WIB

Warga Aceh Aksi Cukur Botak Bareng Dukung Pejuang Kanker

Penyakit kanker bisa dicegah yakni dengan menerapkan pola hidup sehat.

Pengunjung menjadi relawan potong rambut gundul saat aksi dalam rangka mendukung penyintas kanker. (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung menjadi relawan potong rambut gundul saat aksi dalam rangka mendukung penyintas kanker. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH--Sejumlah masyarakat Provinsi Aceh melakukan aksi cukur botak bareng pada peringatan Hari Kanker Sedunia 2023 di Kota Banda Aceh. Aksi ini sebagai bentuk dukungan terhadap para pejuang penderita penyakit kanker.

NA Rya Ison, salah satu peserta mengatakan bagi dirinya menggunduli kepala bukan hal apa-apa. Hal itu jika dibandingkan rasa sakit yang dialami pada penderita penyakit kanker di provinsi berjulukan daerah Tanah Rencong itu, maupun di seluruh Indonesia.

Baca Juga

"Itu luar biasa penderitaan mereka. Jadi ini sebagai wujud kecil sumbangsih saya dan kawan-kawan terhadap saudara kami yang mengidap kanker. Tetap semangat bagi saudara kami," kata NA Rya Ison di Banda Aceh, Ahad (5/2/2023).

Peringatan Hari Kanker Sedunia di Aceh berlangsung saat Car Free Day (CFD) kawasan Jalan T Daud Bereueh, Banda Aceh. Acara itu digelar oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banda Aceh, Yayasan Darah Untuk Aceh (YDUA), Barber Seupakat dan beberapa unsur lainnnya.

Ketua IDI Cabang Banda Aceh Munthadar mengatakan peringatan Hari Kanker Sedunia tahun ini mengangkat tema close the care gap. Yaitu sebagai upaya untuk menghilangkan semua hambatan terhadap penanganan penyakit kanker.

"Jadi diharapkan semua orang fokus terhadap penanganan kanker karena kanker ini bukan penyakit menular tetapi terus bertambah hari ke hari dan penyakit yang sangat mematikan," kata Munthadar.

Ia menjelaskan penyakit kanker bisa dicegah, terutama dengan menggalakkan pola hidup sehat. Selanjutnya, percepatan deteksi dini terhadap kanker, sehingga apabila terkonfirmasi mengidap kanker maka dapat ditangani dengan cepat melalui pengobatan paripurna.

"Penyebab utama kanker tidak diketahui, tapi ada hal yang bisa memicu kanker karena kebiasaan tidak baik, seperti tidak olahraga, kurang minum, kurang cairan, merokok, suka makanan yang dibakar, karena semua itu merupakan karsinogenik," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus meningkatkan program pendeteksian dini terhadap penyakit kanker guna menekan risiko kematian akibat kanker.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi kanker sejak dini dapat menekan 30 hingga 40 risiko kematian akibat kanker.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement