Ahad 05 Feb 2023 19:08 WIB

Apakah Booster Bakal Jadi Syarat Perjalanan di Mudik Lebaran, Ini Kata Kemenkes

Kemenkes akan mengkaji lagi vaksin booster jadi syarat perjalanan untuk mudik lebaran

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas kantor kesehatan pelabuhan memeriksa sertifikat vaksinasi COVID-19 pemudik. Kemenkes akan mengkaji lagi vaksin booster jadi syarat perjalanan untuk mudik lebaran.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Petugas kantor kesehatan pelabuhan memeriksa sertifikat vaksinasi COVID-19 pemudik. Kemenkes akan mengkaji lagi vaksin booster jadi syarat perjalanan untuk mudik lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah sejauh ini sedang menggencarkan vaksinasi booster kedua, meski antibodi penduduk terhadap SARS Cov-2 diklaim mencapai 99 persen pada awal tahun ini. Namun, belum dijelaskan jika vaksinasi keempat atau booster kedua bisa menjadi syarat perjalanan atau lainnya.

“Tentang Ramadhan atau Idul Fitri apakah vaksinasi ini jadi syarat mungkin nanti kita kaji paling baiknya kayak gimana,” kata Kepala Bagian Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan Syarifah Liza Munira, di Jakarta.

Baca Juga

Menurut dia, akan ada banyak pertimbangan lainnya apabila menjadikan vaksinasi sebagai syarat perjalanan. Ihwal vaksinasi, dia menyebut ada pertimbangan, seperti social distancing hingga anjuran mengenakan masker.

“Jadi vaksinasi ini salah satu cara dan utama. Tapi, masih banyak hal lain yang jadi bagian preventif Covid-19,” kata dia.

Menimbang keputusan terakhir Kemenkes sebelumnya, Jubir Kemenkes M Syahril mengatakan, syarat perjalanan jelang Ramadhan dan Idul Fitri masih sama. Dia mengatakan, vaksinasi booster kedua belum dijadikan syarat perjalanan.

Sementara itu, Epidemiolog dari UI Pandu Riono mengatakan, momen mudik memang bisa dijadikan untuk memberi tahu sanak saudara mengenai pentingnya divaksinasi. Dia mengimbau agar masyarakat bisa mendapatkan vaksinasi karena terbukti memperkuat imun.

“Banyak lansia yang terinfeksi tidak harus sampai ke rumah sakit. Nah ini menurut saya dari hasil sero survei, sayangnya survei ini belum bisa jawab, apakah booster kedua memang diperlukan,” kata Pandu.

Diketahui, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan dan FKM UI telah mengadakan survei serologi SARS Cov-2 Nasional yang dilakukan setahun secara panel.

Hasil dengan waktu pengumpulan pada Januari 2023 ini menyebut, jika ada 99 persen proporsi penduduk dengan antibodi SARS Cov-2. Sero-survei ini diikuti oleh 16.286 responden atau sekitar 94 persen dari target 17.315 responden sero survei pada Juli 2022.

“Jumlah ini naik dari Juli 2022 sekitar 98,5 persen dan Desember 2021 87,9 persen,” kata Liza.

Dia mengatakan, antibodi kian meningkat pesat setelah ada vaksinasi ketiga atau booster. Secara angka, menurut Liza, kadar antibodi pada masyarakat meningkat sekitar 1,5 kali lipat dibandingkan sebelumnya.

“Kalau Juli 2022 sebesar 2.095, di Januari 2023 meningkat jadi 3.207,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement