Ahad 05 Feb 2023 21:13 WIB

PBNU Harap Fikih Peradaban Jadi Wacana Global

PBNU menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
PBNU Harap Fikih Peradaban Jadi Wacana Global. Foto:   Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Noor Harisudin (kanan) bersama Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Aswadi (kiri) dan Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie (tengah) saat mengisi sesi diskusi Bincang Pakar dalam rangkaian acara Muktamar Internasional Fikih Peradaban di di Hotel Shangri la, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/2/2023). Diskusi tersebut membahas tentang sudut pandang syariat islam untuk masa depan peradaban dalam tinjauan fikih dengan tujuan dapat melahirkan peradaban yang lebih baik bagi semua umat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
PBNU Harap Fikih Peradaban Jadi Wacana Global. Foto: Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Noor Harisudin (kanan) bersama Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Aswadi (kiri) dan Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie (tengah) saat mengisi sesi diskusi Bincang Pakar dalam rangkaian acara Muktamar Internasional Fikih Peradaban di di Hotel Shangri la, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/2/2023). Diskusi tersebut membahas tentang sudut pandang syariat islam untuk masa depan peradaban dalam tinjauan fikih dengan tujuan dapat melahirkan peradaban yang lebih baik bagi semua umat.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab dipanggil Gus Yahya berharap Muktamar Internasional Fikih Peradaban I bisa menginisiasi bergulirnya wacana mengenai fikih peradaban dalam konteks global. Menurut dia, para ulama internasional dapat bersinergi dalam mengupayakan wacana tersebut.

"Tujuan dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban ini menginisiasi diskursus wacana tentang peradaban seperti apa yang hendak kita inginkan bagi masa depan umat manusia," ujar Gus Yahya saat Konferensi Pers di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, pada Ahad (5/2/2023).

Baca Juga

Gus Yahya melihat ada kekosongan cukup besar di tengah arus wacana toleransi dan moderasi beragama. Karena itu, PBNU menggelar Muktamar Internasional Fikih Peradaban guna menjaring pandangan para ulama ahli fikih mengenai hal tersebut.

"Kita hendak memulai satu perbincangan satu wacana yang serius di kalangan para ulama ahli fikih tentang bagaimana sebetulnya wawasan peradaban itu dikaitkan dengan nilai syariah yang valid," ucap kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 56 tahun ini.