REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Antropolog sekaligus pengamat Islam asal Boston University Amerika, Prof Robert Hefner mengapresiasi Muktamar Internasional Fikih Peradaban (Fiqih al-Hadharoh) yang akan digelar di Surabaya, Senin (6/2/2023). Menurut Prof Robert, konferensi internasional yang dihadiri para ulama fikih dunia ini sangat penting dalam situasi dunia saat ini.
"Menurut saya ini sebuah konferensi yang sangat penting dan sangat tepat waktu," ujar peneliti yang akrab dipanggil Prof Bob ini kepada Republika.co.id usai menghadiri acara Bincang Pakar di Hotel Shangri-La Surabaya, Ahad (5/2/2023).
Sahabat Gus Dur dan Nurcholish Madjid ini menjelaskan, momentum Muktamar Internasional Fikih Peradaban ini sangat tepat karena saat ini masyarakat sedang menghadapi sebuah dunia yang belakangan ini mengalami banyak kesulitan, seperti perang di Ukraina, konflik di Eropa, konflik di Timur Tengah, serta konflik Palestina-Israel yang semakin keras.
"Jadi ada banyak tantangan," ucap Prof Bob.
Selain itu, menurut dia, muktamar ini sangat positif lantaran saat ini Indonesia memiliki potensi untuk dapat memegang peranan yang lebih dan jauh lebih efektif pada tingkat Internasional. "Tapi tidak hanya itu, kita sekarang juga hidup pada zaman di mana orang pada yakin bahwa tesis sekularisasi, semakin modern, semakin tak agamis seseorang, itu dibuktikan salah," kata Prof Bob.
Menurut dia, NU adalah organisasi muslim yang terbesar di dunia tapi keistimewaan itu tidak terletak di besarnya saja, tapi NU juga mempunyai tradisi intelektual yang kuat dan keulamaan yang luar biasa.
"Saya kebetulan juga belajar meneliti situasi komunitas muslim dan cendkiawan muslim dan negara-negara yang lain. Tapi menurut saya, tradisi NU dan keistimewaan ulama NU dan kemampuan NU itu fakatanya tidak kalah dengan negara lain," jelas dia.
Bahkan, tambah dia, NU sebetulnya juga memiliki sumber daya manusia yang mampu memberikan sebuah sumbangan yang sangat signifikan, baik kepada dunia muslim internasional maupun kepada seluruh dunia internasional.
"Jadi ini saatnya NU naik ke pentas internasional, bersuara dan memberikan sumbangan yang sedemikian positif untuk menyelesaikan masalah-masalah politik tapi juga tantangan intelektual dan moril yang dihadapi seluruh umat manusia," tutupnya.
Sekadar diketahui, Muktamar Internasional Fikih Peradaban I merupakan kegiatan Peringatan Harlah Satu Abad NU. Forum internasional ini akan dibuka oleh Wapres RI KH Ma\'ruf Amin di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (6/2/2023).
Dalam forum internasional ini, sekitar 79 mufti dan ahli hukum Islam akan mengulas berbagai persoalan kontemporer dari susut pandang Islam, mulai dari format negara-bangsa, relasi dengan non-muslim, hingga tata politik global. Salah satu pembahasan pentingnya adalah tentang posisi Piagam PBB di mata syariat Islam.