REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam rangka peringatan Seratus Tahun Nahdlatul Ulama (NU), anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR, Marwan Ja’far , membuat sajak yang diberi judul ‘Merawat Ummat Seratus Tahun’.
Sajak yang ditulis pada awal Februari ini, berisi tentang kiprah para kiai NU yang terus memberikan mendidik dan merawat bangsa. Berikut sajak Marwan Jafar:
Merawat Ummat Seratus Tahun
Oleh Marwan Jafar
Semula angin bertiup lembut
Tapi kenapa kian lama kian ribut.
Dari sananya penuh kedamaian
Mengapa menjelma jadi keributan.
Betapa tak mudah hidup di jaman kekinian.
Kegaduhan demi kegaduhan muncul
Buih-buih benci susul-menyusul.
Buih-buih dusta terus bertebaran.
Jembatan Batanghari penuh daki,
Kaki besinya bolongbolong.
Sabanhari kita temui cacimaki,
Terjerembab nyebar kabarbohong.
Siapasuka roti, sate dan talas?
Nikmati saja sambil tersenyum.
Jutaan orang bisanya copas,
Kita lempar saja kata maklum.
Siapa menanam dia yg menuai
Kita slalu tenteram bersama para kiai.
Kita saksikan banyak tukang patri
Betapa banyak beliau memiliki santri.
Saksikan berjuta ummat terus mengaji.
Engkau adalah penjaga nurani bangsa.
Engkau adalah layar-layar terkembang.
Engkau adalah perahu-perahu pikiran
Engkau adalah pulau-pulau harapan.
Para kiai, santri dan ummat adalah kompas kehidupan.
Kami bermuara ke samudera kerukunan dan kedamaian Nusantara.
Bermuara ke lautan toleransi.
Kami bertekad terus berdiri bergerak
Merawat menyiram jutaan ummat.
Ummat yg terus berusaha dan bekerja
Demi kuat, kokoh dan jayanya bangsa.
Bila ada kadal dan sepat di ladang,
Kita dapat buru bersamasama.
Selama kita berakalsehat panjang,
Yakinlah bakal berguna buat sesama.
Pati - Jakarta
Awal Februari 2023.