Senin 06 Feb 2023 09:10 WIB

Zelenskyy Sebut Situasi di Timur Ukraina Semakin Sulit

Situasi peperangan di garis depan di timur Ukraina semakin sulit.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa situasi peperangan di garis depan di timur Ukraina semakin sulit.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa situasi peperangan di garis depan di timur Ukraina semakin sulit.

REPUBLIKA.CO.ID, KiEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memperingatkan bahwa situasi peperangan di garis depan di timur Ukraina semakin sulit. Hal ini dikarenakan Rusia terus mengerahkan lebih banyak pasukan ke medan pertempuran untuk menghancurkan pertahanan Ukraina.

Pernyataan Zelenskyy disampaikan pada Sabtu (4/2/2023) waktu setempat, setelah berbagai serangan dan penembakan berlanjut di wilayah Donetsk timur. Sementara terjadi kecelakaan di pembangkit listrik di wilayah selatan Odesa menyebabkan hampir 500 ribu rumah tanpa listrik.

“Saya sering harus mengatakan bahwa situasi di depan sulit, dan semakin sulit, dan itu terjadi lagi. Rusia semakin mengerahkan pasukannya untuk menghancurkan pertahanan kita,” kata Zelenskyy dalam pidatonya.

“Sangat sulit sekarang di Bakhmut, Vuhledar, Lyman dan arah lainnya,” lanjutnya.

Pasukan Rusia, telah merangsek dengan kemenangan yang signifikan di medan perang, ini setelah berbulan-bulan mereka mengalami kemunduran. Rusia telah mencoba untuk menutup cengkraman mereka di kota Bakhmut dan juga mencoba merebut kota tambang batu bara Vuhledar di dekatnya, juga di wilayah timur Donetsk.

Sebelumnya pada hari itu, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar menulis di Telegram bahwa upaya Rusia untuk mematahkan pertahanan di Bakhmut dan Lyman telah gagal.

Lyman, yang terletak tepat di sebelah utara Bakhmut, dibebaskan oleh pasukan Ukraina pada bulan Oktober.

“Minggu ini, pasukan pendudukan Rusia melakukan semua upaya mereka untuk menerobos pertahanan kami dan mengepung Bakhmut, dan melancarkan serangan yang kuat di sektor Lyman,” kata Malyar. “Tapi berkat ketangguhan tentara kita, mereka tidak berhasil.”

Layanan penjaga perbatasan Ukraina melaporkan bahwa tentaranya membunuh empat dan melukai tujuh pasukan lawan saat mereka melawan serangan terakhir.

"Pertempuran di sekitar Bakhmut merugikan Rusia dalam hal nyawa tentara," kata Kremlin.

Outlet berita independen Rusia Meduza melaporkan pada akhir Januari bahwa sekitar 40 ribu dari 50 ribu rekrutan oleh kelompok militer swasta Wagner yang kuat yang terlibat dalam kampanye di sana tewas atau hilang.

Namun sumber Aljazirah tidak dapat memverifikasi laporan secara independen.

Korban warga asing

Sementara itu, pejabat Ukraina melaporkan penembakan lanjutan di wilayah Chernihiv, Zaporizhia, Dnipropetrovsk, Kharkiv, Luhansk, Donetsk, dan Mykolaiv.

Mereka juga melaporkan menemukan mayat dua sukarelawan Inggris yang tewas saat mencoba membantu mengevakuasi orang dari zona perang timur. Mereka diidentifikasi sebagai Chris Parry, 28, dan Andrew Bagshaw, 47.

Pasangan itu meninggal setelah kendaraan mereka dilaporkan terkena peluru di Soledar, di wilayah Donetsk, dan tubuh mereka dikembalikan ke otoritas Ukraina sebagai bagian dari pertukaran yang lebih luas, di mana Kyiv mendapatkan 116 tahanan dan Rusia 63.

“Kami berhasil mengembalikan jenazah relawan warga negara asing yang tewas,” kata kepala staf Zelenskyy, Andriy Yermak, menyebut mereka sebagai dua pria Inggris tersebut.

Di Odesa, para pejabat melaporkan bahwa kebakaran yang disebabkan oleh kecelakaan di gardu induk yang kelebihan muatan telah memutus aliran listrik di wilayah selatan.

“Sampai hari ini, hampir 500.000 pelanggan tidak mendapat pasokan listrik,” kata Maksym Marchenko dari pemerintah daerah Odesa. Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko mengatakan bahwa datang ke "sekitar sepertiga dari konsumen" di sana.

"Situasinya rumit, skala kecelakaannya signifikan," kata Perdana Menteri Denys Shmygal di aplikasi perpesanan Telegram.

Ukrenergo, operator energi negara itu, mengatakan jaringan listrik di sana secara bertahap terdegradasi oleh pemboman Rusia yang berulang dalam beberapa bulan terakhir. “Akibatnya, kehandalan pasokan listrik di wilayah itu menurun.”

Juga pada hari Sabtu (4/2/2023), Kanada mengirimkan yang pertama dari empat tank Leopard 2 yang dijanjikan ke Ukraina, kata Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand melalui cuitan Twitter.

Bukan hanya Kanada, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat semuanya telah menjanjikan pengiriman senjata baru ke Ukraina. Dan Kyiv, sambil mengungkapkan rasa terima kasihnya atas senjata yang dijanjikan, sudah mendesak meminta lebih banyak lagi pasokan senjata, termasuk jet tempur.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara ada kesepakatan bahwa senjata yang dipasok oleh Barat tidak akan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.

“Ada konsensus mengenai hal ini,” kata Kanselir Olaf Scholz kepada mingguan Bild am Sonntag.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement