Senin 06 Feb 2023 11:19 WIB

Keberagaman di Sepanjang Jalan Suryakencana Saat Cap Go Meh-Bogor Street Festival

Keberagaman menjadi sebuah kekuatan yang menyejahterakan rakyat Indonesia

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Suasana Cap Go Meh - Bogor Street Festival di sepanjang Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Ahad (5/2/2023).
Foto: Republika/ Shabrina Zakaria
Suasana Cap Go Meh - Bogor Street Festival di sepanjang Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Ahad (5/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB di Jalan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Kiai Haji TB Muhyidin membuka perhelatan acara Cap Go Meh-Bogor Street Festival (CGM-BSF) 2023 dengan membaca Surat Al-Fatihah dan doa lainnya. Kemudian bergantian diikuti oleh pemuka agama lain mulai dari Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu.

Puluhan ribu warga yang hadir memadati sisi jalan kawasan pecinan ini bersama-sama mengaminkan, teruntuk doa baik yang dipanjatkan bagi bangsa Indonesia. Mereka hadir sejak siang hari, bahkan sejak gladi bersih dilaksanakan. Tua muda, perempuan laki-laki, berbagai agama dan suku, ingin menyaksikan festival yang merupakan ajang budaya pemersatu bangsa ini.

Baca Juga

Perhelatan Cap Go Meh tahun ini masuk dalam salah satu dari 110 acara unggulan tahun 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sejumlah penilaian oleh kurator dilakukan jauh hari sebelumnya meliputi inovasi dan kreativitas, manajemen even, strategi komunikasi, serta pengembangan bisnis pariwisata dan pemasaran kearifan lokal.

Sekitar pukul 16.45 WIB, penari pembawa lahang unjuk diri di hadapan warga dan pejabat yang hadir. Mulai dari Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bersama istri, didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya, dan istri, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, dan istri, serta jajaran Forkopimda, para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Para pejabat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat kemudian mencicipi minuman khas Sunda yang terbuat dari nira atau air sadapan sari aren. Lahang ini disajikan oleh pedagang lahang yang sudah berjualan puluhan tahun, sebagai minuman selamat datang.

Tak berselang lama, para penari Tayub hadir. Tarian ini merupakan tarian lama Bogor yang masih lestari. Tak lupa para penari berbaur bersama pejabat daerah.

“Toktoktokotokotok”. Sekitar pukul 17.24 WIB, para pejabat dan ribuan warga yang hadir bersama-sama membunyikan otok-otok. Sebagai tanda dibukanya pawai festival dalam CGM-BSF 2023, yang menampilkan 60 kelompok seni budaya dan tradisi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement