REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda wilayah Turki tenggara dan Suriah pada Senin (6/2/2023) pagi. Gempa tersebut telah merobohkan bangunan dan membuat penduduk panik berhamburan keluar.
Pascagempa utama, Turki masih merasakan enam gempa susulan. Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki gedung-gedung yang rusak atau hancur akibat gempa mengingat risikonya. “Prioritas kami adalah mengeluarkan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan memindahkan mereka ke rumah sakit,” ujarnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, tim evakuasi dan penyelamat telah dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak gempa. “Kita berharap dapat melewati bencana ini bersama-sama secepat mungkin dan dengan kerusakan yang paling sedikit,” tulis Erdogan di akun Twitter pribadinya.
Setidaknya 130 bangunan runtuh di Provinsi Malatya. Wilayah itu berdekatan dengan pusat gempa. Sementara di wilayah-wilayah Turki lainnya, terdapat belasan bangunan yang dilaporkan runtuh akibat guncangan gempa.
Menurut Survei Geologi AS, gempa pada Senin pagi berpusat sekitar 33 kilometer dari Gaziantep dengan kedalaman 18 kilometer. Terjadi gempa bermagnitudo 6,7 sekitar 10 menit setelah gempa utama.
Gempa turut mengguncang Suriah dan Lebanon. Media pemerintah Suriah melaporkan beberapa bangunan di utara Aleppo dan pusat kota Hama runtuh. Suriah pun melaporkan adanya korban tewas, yakni sebanyak 62 jiwa.
Turki berada di atas garis patahan utama dan sering dikoyak gempa. Negara tersebut pernah mengalami gempa dahsyat pada 1999. Kala itu, korban tewas mencapai 18 ribu orang.
View this post on Instagram