Selasa 07 Feb 2023 05:15 WIB

Smelter Freeport Minta Insentif Harga Gas Industri

Progres pembangunan smelter di Gresik milik Freeport sudah mencapai 51,7 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022). PT Freeport telah melakukan pengiriman konsentrat tembaga sebanyak 32 kali ke smelter di Gresik, Jawa Timur sejak Januari 2022.
Foto: ANTARA/Dian Kandipi
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022). PT Freeport telah melakukan pengiriman konsentrat tembaga sebanyak 32 kali ke smelter di Gresik, Jawa Timur sejak Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN Pertambangan MIND ID meminta dukungan kepada pemerintah dan legeslatif untuk memberikan harga gas yang kompetitif untuk proyek smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso menjelaskan saat ini progres pembangunan smelter di Gresik milik Freeport sudah mencapai 51,7 persen. Untuk bisa menghasilkan produk yang kompetitif, kata Hendi Freeport membutuhkan insentif harga gas bumi.

Baca Juga

"Saat ini progres pembangunan sudah mencapai 54 persen. Proyek yang ditargetkan beroperasi penuh pada kuartal empat tahun ini membutuhkan dukungan harga energi primer yang kompetitif melalui insentif harga gas bumi," ujar Hendi dalam RDP Komisi VII DPR RI, Senin (6/2).

Direktur Utama PTFI, Clayton Allen Wenas atau kerap disapa Tony Wenas menjelaskan progres pembangunan smelter sudah menyerap realisasi investasi sebesar 1,78 miliar dolar AS. Seluruh tiang pancang sudah selesai terpasang dan pekerjaan beton smleter dan instalasi baja juga sudah dilakukan.