REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ratusan orang di Suriah dan Turki meninggal dunia akibat gempa bumi besar bermagnitudo 7,8 yang mengguncang kedua negara bertetangga itu. Gempa ini yang terkuat sejak gempa yang juga berkekuatan 7,8 Skala Richter meluluhlantakkan Provinsi Erzincan pada 1939 dan merenggut 30 ribu nyawa.
Sejumlah laporan media asing menyebutkan, gempa bumi dahsyat yang melanda Turki ini sering terjadi karena Turki berada jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia.
Kedua patahan itu adalah Patahan Anatolia Utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki, dan Patahan Anatolia Timur yang membentang di sepanjang Lempeng Arab hingga bagian tenggara Turki. Pergerakan di Patahan Anatolia Timur inilah yang diyakini menjadi pemicu gempa bumi dahsyat yang terjadi Senin ini.
Faktanya, gempa yang mengguncang 6 Februari ini sendiri berepisentrum di Turki bagian tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Turki-Suriah. Sejauh ini, gempa telah merenggut 640 nyawa yang diperkirakan akan terus bertambah. Jumlah korban sebanyak itu ditemukan di daerah-daerah Turki tenggara dan Suriah utara.