Senin 06 Feb 2023 20:09 WIB

Haedar Nashir: Kontestasi Politik 2024 Bukan Hanya untuk Kemajuan Fisik

Haedar Nashir ajak semua pihak membangun Indonesia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Haedar Nashir: Kontestasi Politik 2024 Bukan Hanya untuk Kemajuan Fisik. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Senin (6/2).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Haedar Nashir: Kontestasi Politik 2024 Bukan Hanya untuk Kemajuan Fisik. Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor Pusat PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Senin (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, demokrasi bukanlah untuk demokrasi. Demikian juga kontestasi politik bukanlah untuk kontestasi itu sendiri. Demokrasi dan kontestasi politik, termasuk Pemilu 2024, adalah untuk kemajuan Indonesia, baik kemajuan lahir maupun batinnya.

"Bukan hanya untuk kemajuan fisik. Kemajuan fisik ini insya Allah mudah, tetapi kemajuan batin rohani sebagaimana terkandung dalam Pancasila yang penuh nilai Ketuhanan, keadaban, keadilan, hikmah kebijaksanaan dan sebagainya," tuturnya, dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Senin (6/1/2023).

Baca Juga

Karena itu, Haedar menyampaikan, hal tersebut harus menjadi komitmen semua sehingga nilai-nilai berbangsa dan bernegara juga dijiwai oleh agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa. Dia mengatakan, kerusakan fisik itu bisa diperbaharui. Misalnya ketika sebuah bangunan mengalami kerusakan maka itu bisa diperbaiki dengan mudah.

"Tetapi kalau kerusakan rohani di tubuh sebuah bangsa, maka biasanya yang terjadi adalah proses pembusukan bangsa, proses kehancuran bangsa," jelasnya.

Dalam kondisi demikian, Haedar menuturkan, agama termasuk ibadah yang ada di dalamnya, harus menjadi energi kolektif dalam membangun bangsa dan kemanusiaan semesta yang luhur. Dia meyakini, di tengah globalisasi, perubahan sosial, demokrasi dan proses kontestasi politik, agama harus menjadi kekuatan transformasi membangun kemajuan.

Haedar mengajak seluruh warga dan elite bangsa serta seluruh institusi di Republik ini, baik negara maupun kekuatan masyarakat, untuk bersama-sama membangun Indonesia secara lahir dan batin sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa. Menjadikan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

"Saya yakin nilai-nilai inilah yang harus terus kita hidupkan. Sehingga apapun yang kita lakukan dalam proses berbangsa dan bernegara itu selalu ada value, ada nilai yang utama dan bangsa ini memerlukan visi nilai bukan hanya visi pemikiran," katanya.

Dalam momentum menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H, Haedar mengajak segenap umat Muslim Indonesia untuk meningkatkan hablu minallah atau hubungannya dengan Allah SWT. Ketika seorang Muslim semakin dekat dengan Allah SWT maka akan melahirkan kesalehan. Ini merupakan hal yang sangat hakiki.

Seorang Muslim yang hablu minallah-nya baik, terang Haedar, insya Allah akan selalu berbuat kebaikan sekalipun tidak mendapat pujian orang-orang. Tidak akan pula berbuat keburukan. Ketika di tubuh kaum Muslim Indonesia terdapat jiwa hablu minallah, maka di Tanah Air ini tidak akan ada korupsi, eksploitasi alam, hubungan-hubungan yang merusak sesama meski beda agama, suku, ras dan golongan. Bahkan tidak akan ada perbedaan paham mengenai agama di tubuh satu agama sekalipun.

"(Hablu minallah) juga akan melahirkan warga dan elite bangsa yang moralitas, etika, akhlak, budi pekerti dan akal budinya luhur dan mulia. Karena seluruh gerak tindaknya dekat dengan Tuhan, diawasi Tuhan yang Mahasegalanya" paparnya.

Haedar melanjutkan, saat warga dan elite bangsa memiliki moralitas, etika dan akhlak yang mulia, maka ini merupakan modal ruhaniyah untuk mengelola negara. Bukan hanya urusan pragmatis keduniaan, melainkan juga memiliki nilai profetik ilahiyah yang dalam Pancasila dibingkai oleh jiwa Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Tidak akan lahir haus kekuasaan karena di atas kuasa manusia ada kuasa Tuhan. Di atas kedigdayaan manusia dengan kekuasaannya ada batas. Tidak akan lahir penyimpangan dan penyelewengan dalam berbagai bentuk. Karena orang yang hablu minallah-nya baik, dia merasa diawasi Tuhan, bahkan lebih jauh lagi dia akan selalu berbuat yang terbaik untuk bangsanya, untuk negerinya, untuk Tanah Airnya," terang Haedar.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement