REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail mengkritisi fasilitas di Jakarta International Stadium (JIS), buntut dari munculnya keluhan dari penonton konser band Dewa 19. Pihaknya mencatat, perbaikan fasilitas mencakup park and ride yang memadai hingga perlunya rekayasa lalu lintas jika ada acara besar di JIS.
"Sepengetahuan saya JIS itu diseting dikunjungi bukan dengan kendaraan pribadi, tapi dengan kendaraan transportasi publik. Nah, permasalahannya sekarang adalah terbukti kejadian kemarin, layanan transportasi publiknya baik secara armada maupun rekayasa lalu lintasnya belum dipersiapkan dengan baik," kata Ismail di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2023).
Dia menekankan layanan transportasi publik di JIS. Menurut Ismail, perlu adanya park and ride yang terpublikasikan kepada masyarakat, serta ketersediaan armada bus Transjakarta yang memadai. Dia mengkomparasikan kondisi JIS saat konser Dewa 19 pada Sabtu (4/2/2023) malam WIB, dengan balapan Formula E yang berlangsung lancar pada Sabtu (4/6/2022).
"Informasi tentang park and ride itu kemarin tidak terlalu disampaikan ke publik. Ya, kalau dulu ketika penyelenggaraan Formula E itu kan memang dipublikasikan JIExpo dijadikan area park and ride, lancar itu. Tapi kemarin (acara konser Dewa 19) tidak (lancar), di publikasi kita tidak melihat itu (informasi park and ride)," tutur politikus PKS tersebut.
Usai konser Dewa 19, sejumlah penonton mengeluhkan akses jalan di JIS. Mereka terjebak macet parah karena transportasi publik yang tidak memadai serta banyaknya parkir liar. Sebagian dari mereka rela jalan kaki beberapa kilometer dari JIS dan lokasi parkir eksternal.
Dengan adanya kekisruhan yang terjadi usai konser besar di JIS yang dihadiri sekitar 75 ribu penonton tersebut, Ismail menekankan, perlu adanya rekayasa lalu lintas agar dapat mengurai kemacetan parah di kawasan tersebut. Dia menyayangkan jika kondisi di dalam JIS sudah nyaman, namun akses di luarnya amburadul.
"Sehingga masyarakat tidak merasa terganggu, sudah nyaman dengan kondisi JIS-nya, tetapi tidak nyaman dengan rekayasa lalu lintas. Secara umum kesimpulannya mereka tidak puas," ujar Ismail.
Dengan kondisi yang ada saat ini, kata Ismail, JIS jadinya tidak ideal untuk menjadi lokasi penyelenggaraan kegiatan besar. Sehingga pihak pengelola, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh mengenai fasilitas pendukung di sekitar JIS.
"Lokasi JIS ini memang tidak se-ideal untuk dikunjungi dalam jumlah banyak dan waktu seketika. Oleh karena itu, diperlukan pendukungnya, mempersiapkan rekayasa lalu lintasnya, jenis armada pendukung yang untuk men-drop dan menjemput, dan area park and ride-nya," jelas Ismail.