Selasa 07 Feb 2023 07:54 WIB

Emas Global Bangkit dari Pekan Terburuk dalam Tujuh Bulan Terakhir

Kenaikan indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi emas

Red: Lida Puspaningtyas
Antam luncurkan logam mulia motif Batik Seri III
Foto: Istimewa
Antam luncurkan logam mulia motif Batik Seri III

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Selasa (7/2/2023) pagi WIB, berbalik menguat dari kerugian selama tiga hari berturut-turut. Ini karena investor memburu harga murah setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih kuat dari perkirakan untuk Januari memicu aksi ambil untung akhir pekan lalu.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terkerek 2,90 dolar AS atau 0,15 persen menjadi ditutup pada 1.879,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.894,00 dolar AS dan terendah 1.873,20 dolar AS.

Baca Juga

Harga emas berjangka menetap di level terendah dalam lebih dari tiga minggu dan jatuh 2,7 persen minggu lalu mencatatkan minggu terburuknya dalam tujuh bulan. Setelah meluncur hampir 5,0 persen dari level tertingginya minggu lalu, emas rebound dalam sebuah koreksi harga.

Emas berjangka anjlok 54,20 dolar AS atau 2,81 persen menjadi 1.876,60 dolar AS pada Jumat (3/2/2023), setelah tergelincir 12 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.930,80 dolar AS pada Kamis (2/2/2023) dan melemah 2,50 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.942,80 dolar AS pada Rabu (1/2/2023).