REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana gempa besar yang melanda Turki dan Suriah tak luput dari perhatian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Pria kelahiran Jakarta yang saat ini sedang fokus dalam peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, mengirimkan doa dan ucapan belasungkawa yang mendalam bagi korban terdampak gempa di Turki dan Suriah.
"Hati dan doa saya bersama mereka yang terdampak gempa besar di Suriah dan Turkiye. Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. #PrayForTurkey," tulis Erick dalam akun Twitter, @erickthohir, pada Selasa (7/2/2023).
Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi besar di Turki dan Suriah menjadi lebih dari 3.700 orang. Musim dingin yang membekukan menambah derita ribuan orang yang terluka dan tuna wisma serta mempersulit upaya pencarian korban yang masih dinyatakan hilang.
Gempa dengan kekuatan 7,8 skala Richter menghancurkan blok-blok apartemen di Turki dan menambah kesulitan bagi jutaan warga Suriah yang bertahun-tahun dilanda perang.
Gempa besar mengguncang dua negara itu sebelum fajar di tengah musim dingin yang buruk, diikuti guncangan susulan pada sore hari. Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mencatat gempa itu merupakan yang terbesar yang pernah tercatat sejak gempa di ujung Atlantik Selatan pada Agustus 2021.
Pada Selasa (7/2/2023), Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat (AFAD) Turki mengatakan, korban jiwa di negara itu sekitar 2.316. Korban jiwa terbanyak setelah gempa tahun 1999 yang menghancurkan daerah padat penduduk di timur Laut Marmara, dekat Istanbul yang menewaskan 17 ribu orang.
Sementara itu Pemerintah Suriah dan tim penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak mengatakan, gempa menewaskan 1.444 orang dan melukai sekitar 3,500 orang di negara itu.