Selasa 07 Feb 2023 15:11 WIB

Berkunjung ke Israel, Blogger Oman Banjir Kritik dan Hujatan dari Warganet

Blogger Oman Asma Al Shehhii tinggal di Uni Emirat Arab yang sudah normalisasi Israel

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Bendera Palestina dan Israel (ilustrasi). Blogger Oman Asma Al Shehhii tinggal di Uni Emirat Arab yang sudah normalisasi Israel
Foto: AP Photo/Oded Balilty
Bendera Palestina dan Israel (ilustrasi). Blogger Oman Asma Al Shehhii tinggal di Uni Emirat Arab yang sudah normalisasi Israel

REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT — Seorang blogger Oman menuai kemarahan warganet setelah mengunjungi Israel. Para warganet Oman melihat itu sebagai dukungan terhadap normalisasi dengan Israel. 

Seperti dilansir Middle East Monitor pada Selasa (7/2/2023) blogger bernama Asma Al Shehhii itu adalah seorang blogger Oman yang tinggal di Uni Emirat Arab (UEA). Uni Emirat Arab adalah negara yang telah menormalkan hubungan dengan Israel. 

Baca Juga

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Al Shehhii melalui akun instagramnya mengunggah video kunjungannya ke Israel setelah mendarat di Bandara Ben Gurion Israel pada Jumat lalu. 

Dia mendokumentasikan gerbang masuk di bandara dan menyebutkan bahwa pegawai di tempat itu terkejut saat pertama kali melihat paspornya dari Kesultanan Oman. 

Al Shehhii melakukan perjalanan akhir pekannya termasuk kunjungan ke Kota Tua Yerusalem dan situs-situs terkenalnya seperti Masjid Al Aqsa dan Gerbang Damaskus. 

Dia menggambarkan dalam keterangan video yang diunggahnya sebagai mimpi yang menjadi kenyataan. 

Dia juga mengunjungi kota pelabuhan utara Haifa yang memiliki populasi Arab yang signifikan. Namun, videonya itu mendapat kritik dari banyak warganet Oman. Termasuk LSM Oman Menentang Normalisasi.

"Mengunjungi Masjid Al Aqsa sebagai seorang Muslim Arab merupakan salah satu narasi terpenting yang dipromosikan oleh entitas Israel,  untuk menutupi kejahatannya terhadap rakyat Palestina. Tidak mungkin memasuki #Yerusalem tanpa persetujuan Israel, dan ini adalah pengakuan dan konfirmasi atas kedaulatan pendudukan atas Yerusalem, selain pengembalian ekonomi yang dihasilkan oleh pariwisata dan normalisasi kunjungan ke pendudukan," kata organisasi itu. 

Pengguna media sosial Oman lainnya membagikan ketidaksetujuan mereka atas kunjungan blogger tersebut.  

"Kami (Oman) akan mengunjungi Yerusalem sebagai pembebas, bukan (orang yang menyetujui normalisasi). Yakinlah, dia (Al-Shehhi) bukan Oman, dia hanya mengaku. Benar perhatian utama Oman adalah pembebasan Palestina dan Yerusalem," kata warganet lainnya Issa Al-Balushi 

"Ini adalah langkah dalam mempromosikan normalisasi dengan musuh Israel dan melayani agenda pihak-pihak yang berusaha untuk mengintegrasikan entitas Israel di wilayah Arab. Orang-orang Arab mengutuk langkah ini," katanya. 

Terlepas dari spekulasi awal bahwa Muscat akan bergabung dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan yang menandatangani Abraham Accords yang ditengahi Amerika Serikat pada 2020 untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, parlemen Oman memilih untuk mengkriminalkan hubungan dengan entitas Zionis. 

Undang-undang tersebut merupakan amandemen dari dekrit kerajaan sebelumnya yang melarang interaksi dengan entitas Zionis untuk tokoh swasta dan publik. Tahun lalu, Irak menjadi negara Arab pertama yang secara resmi mengkriminalisasi normalisasi dengan Israel.   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement