Selasa 07 Feb 2023 16:04 WIB

PKS Bertemu Golkar, Tifatul: Jangan Dicurigai

Kunjungan PKS ke Golkar dalam rangka membuat situasi politik lebih kondusif.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Mantan Presiden PKS, Tifatul Sembiring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Penasehat Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring mengatakan bahwa kunjungan pihaknya ke Partai Golkar dalam rangka membuat kondisi politik dalam negeri semakin kondusif. Jangan sampai niat baik tersebut dicurigai sebagai bentuk upaya yang bersifat elektoral saja.

"Kunjungan antarpartai, mbok ya jangan dicurigai atau segala macam atau suudzon. Masa orang mau berkunjung sudah dinilai. Menurut, saya untuk membuat suasana menjadi lebih sejuk lebih baik didukung silaturahmi antarpartai," ujar Tifatul di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/2).

Baca Juga

"Jangan dipertanyakan apa maksudnya, apa maksudnya ini? Ya kita saling menyambungkan hati. Jangan kita menyanyikan lagu tombo ati, tapi kita menyembuhkan hati," katanya menambahkan. 

Pertemuan antara partai politik disebutnya dapat mereduksi potensi perpecahan yang kerap terjadi di masyarakat. Namun jika ada keinginan Partai Golkar bergabung Koalisi Perubahan, PKS tentu terbuka. "Menurut saya silakan saja lakukan kunjungan kalau ada kesamaan kesamaan pandangan. Kenapa tidak," ujar mantan menteri Komunikasi dan Informatika itu.

 

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman tak menampik bahwa pertemuan PKS dengan Partai Golkar dalam rangka membangun kesepahaman bersama. Bahkan, ia menyambut baik jika partai berlambang pohon beringin itu bergabung dengan Koalisi Perubahan.

"Untuk membangun kesepahaman bersama. Ya siapa tahu nanti dengan pertemuan itu, ya Golkar mungkin ikut ambil bagian dalam agenda besar bangsa ini," ujar Benny.

Partai Demokrat juga berencana untuk bertemu dengan Partai Golkar, yang merupakan bentuk politik yang komunikatif. Sebab, Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bukan bentuk kerja sama yang tak saling mendominasi.

"Komunikasi, dialog, pertemuan, perjumpaan, bukan dominasi, bukan instruksi, bukan terpaksa. Cara politik demokrasi itu hanya bisa berkembang apabila ada ruang komunikasi, tidak ada paksaan kehendak, bukan dominasi, tidak ada dominasi saya kira," ujar Benny.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement