REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah belum memperoleh laporan tentang adanya warga negara Indonesia (WNI) di Suriah yang terluka atau meninggal akibat gempa Turki. Namun KBRI Damaskus tetap mengutus tim guna mencari informasi tentang kemungkinan WNI yang terimbas.
“Alhamdulillah, sejauh ini kita belum atau tidak menerima informasi mengenainya adanya WNI yang terdampak (gempa Turki),” kata Duta Besar Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzi saat memberikan keterangan pers secara virtual bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Selasa (7/2/2023).
Kendati belum menerima laporan adanya korban, Wajid mengungkapkan, KBRI Damaskus akan tetap mengutus tim, yakni ke Hama dan Aleppo, dua wilayah di Suriah yang turut terdampak guncangan gempa Turki.
“Pagi ini tim KBRI akan menuju ke Hama dan Aleppo. Pertama akan ke Hama dulu untuk melihat dan memastikan atau mencari informasi mengenai kemungkinan WNI yang terdampak. Lalu akan melakukan penguatan di Aleppo,” ucapnya.
Menurut Wajid, terdapat lima wilayah di Suriah yang terdampak masif oleh gempa Turki, yakni Aleppo, Latakia. Hama, Homs, dan Tartus. Terdapat 116 WNI yang tinggal di lima wilayah tersebut. Latakia (34 WNI), Hama (10 WNI), Homs (3 WNI), Tartus (20 WNI), dan Aleppo (49 WNI).
“Semoga tidak ada WNI yang terdampak. Sejauh ini memang tidak ada informasi tersebut. Namun kami terus berusaha untuk memastikan dan mencari tahu mengenai kemungkinan adanya WNI yang terdampak,” ujar Wajid.
Dia menjelaskan, wilayah-wilayah yang bisa didekati atau disambangi tim KBRI Damaskus adalah wilayah yang tidak dalam konflik. Artinya wilayah tersebut berada di bawah kendali Pemerintah Suriah. “Kami sejauh ini tidak mencatat ada WNI-WNI di wilayah konflik. Semoga memang tidak ada. Sehingga bantuan kepada WNI lebih maksimal dan kita fokuskan ke wilayah-wilayah yang terdampak, yang terjangkau oleh tim KBRI,” ucapnya.
Pada Senin (6/2/2023) lalu sekitar pukul 04:17 pagi, gempa bermagnitudo 7,8 mengguncang Turki. Menurut otoritas penanggulangan bencana Turki, AFAD, pusat gempa berada di Distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras. Gempa terjadi pada kedalaman tujuh kilometer.
Beberapa menit kemudian terjadi gempa susulan bermagnitudo 6,4 dan 6,5 yang berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep. Selain di Gaziantep, gempa susulan turut terasa di beberapa wilayah lainnya di Turki, antara lain Sanliurfa, Diyarbakir, Adana, Adiyama, Malatya, Osmaniye, Hatay, dan Kilis. Turki mencatatkan lebih dari 70 gempa susulan.
Hingga Selasa (7/2/2023), menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu Agency, jumlah korban meninggal di negara tersebut telah menembus lebih dari 3.300 jiwa. Sedangkan korban luka melampaui 15.800 orang. Sementara itu Suriah yang turut terdampak gempa telah melaporkan sedikitnya 1.600 kematian.