Olahan Limbah Rambut Jagung, Serbuk Teh Palawidja UMM Diluncurkan
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) berkolaborasi dengan Desa Sragi, Blitar memperkenalkan produk bernama PALAWIDJA. Produk berupa serbuk teh ini berasal dari olahan limbah rambut jagung. | Foto: Dok. Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) berkolaborasi dengan Desa Sragi, Blitar, berhasil memperkenalkan produk bernama Palawidja. Produk itu dikenalkan dan diluncurkan pada 5 Februari lalu lewat jalan sehat serta dihadiri oleh anggota DPR RI Komisi 3, Nurhadi.
Ketua penelitian, Vritta Amroini Wahyudi mengatakan, sudah ada banyak penelitian yang digarap untuk mengembangkan produk ini tepatnya sejak 2019 lalu. Ia senang bisa mendapatkan kesempatan untuk mengabdi dan berbagi ilmu bersama masyarakat Desa Sragi.
Vritta menjelaskan, Jawa Timur (Jatim) menempati posisi pertama di Indonesia sebagai provinsi penghasil jagung tertinggi. Sementara itu, Blitar berada di lima besar sebagai daerah produsen jagung di Jatim. "Maka, kami ingin memaksimalkan nilai guna dari jagung, termasuk limbah jagung yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman serbuk teh," kata Vritta.
Menurutnya, Palawidja merupakan produk teh dengan kandungan antioksida tinggi yang berasal dari limbah rambut jagung. Timnya ingin hal-hal yang dulunya dinilai tidak memiliki nilai lalu bisa digunakan sebagai produk peningkatan ekonomi warga.
Dosen Ilmu Teknologi Pangan (ITP) ini mengungkapkan, dia dan tim telah melakukan penelitian saat Covid-19 menyerang. Penelitian itu menghasilkan temuan rambut jagung merupakan pangan yang sifatnya fungsional.
Bila dikonsumsi dengan benar, dapat mencegah kanker, tumor, menghambat penuaan, mempercepat penyembuhan, dan mempermudah regenerasi sel sehingga awet muda. Pengabdian tersebut disambut baik oleh pihak desa dan warga.
Salah satunya dari Kepala Desa Sragi, Leni. Ia menilai terobosan yang dilakukan UMM sangat baik. Rambut jagung yang dulunya dianggap sebagai limbah dan dibuang, kini malah dapat dijadikan produk bernilai tinggi.
Pada kesempatan sama, Dekan FPP UMM, Aris Winaya, mendukung penuh upaya sivitas akademika Kampus Putih dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian. Hal ini terutama untuk mendorong ekonomi mandiri masyarakat.
Terlebih produk minuman teh rambut jagung adalah minuman fungsional yang tergolong sederhana dari segi teknologi. Pihaknya sengaja memilih teknologi yang secara teknis mudah diterapkan di masyarakat, namun dari segi saintifik punya nilai lebih tinggi.
"Apalagi masyarakat di Desa Srigi juga telah dibekali cara membuat minuman instan serbuk dengan tambahan jahe dan lemon," jelas dia.
Selanjutnya, pihaknya akan mendaftarkan produk itu ke Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Selain itu, UMM juga sedang memproses agar produk dan merek tersebut memiliki klaim paten Hak Kekayaan Intelektual (HKI).