REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya kejahatan akhir-akhir ini di Indonesia mengingatkan bahwa semua pihak terkait, tidak boleh lengah. Namun, harus serius memberikan perhatian serta solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi anak bangsa.
Beberapa kasus kejahatan yang terjadi di antaranya adalah kasus penyiksaan dua orang anak oleh seorang ayah di Cimahi, Jawa Barat, yang mengakibatkan satu anaknya tewas, dan yang satunya dalam perawatan rumah sakit.
Kemudian, ada juga kasus seorang anak perempuan berusia 14 tahun di Depok yang mengalami luka sayat dan luka bakar oleh ulah sang ibu. Kasus ini pun hanya karena si anak menegur sang ibu yang selalu bermain HP, media sosial (Facebook).
Lalu, ada juga kasus seorang ayah tiri di Jakarta Barat, yang menyiksa anaknya yang baru berusia 1 tahun hingga tewas hanya karena sang anak rewel dan suka menangis.
Belum lagi kasus yang menghebohkan jagat Tanah Air yakni Wowon Cs, pembunuh berantai di Bantar Gebang Bekasi, Jawa Barat yang menghabisi nyawa 9 orang sepanjang aksinya.
Ditambah lagi kasus-kasus perampokan disertai aksi kekerasan, pelecehan seksual dan pemerkosaan. Tidak ketinggalan juga meningkatnya 'kejahatan' korupsi di negeri ini.
Hal ini pun menjadi perhatian khusus oleh Dr Andian Parlindungan MA penggiat dakwah dan pemerhati pendidikan saat ditemui awak media di kantor DPP PAN, pada Selasa (7/2/2023). "Bahwa masalah-masalah yang terkait dengan kejahatan dan asusila yang marak akhir-akhir ini hendaknya tidak hanya dicarikan solusi sesaat, seperti 'ada api carikan air', tapi juga harus diperhatikan berbagai aspek fundamental penyebab kejahatan tersebut muncul," ujar dia dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/2/2023).
Andian yang juga caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Tangerang Selatan, Tangerang Kota, dan Tangerang Kabupaten ini menambahkan,
faktor ekonomi atau kemiskinan bisa menjadi penyebab timbulnya kejahatan. "Untuk itu perlu keadilan dan pemerataan ekonomi dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran," papar Andian.
Selain itu, faktor kualitas pendidikan dapat mempengaruhi baik dan buruknya perilaku seseorang. Dalam sistem pendidikan tidak cukup hanya dengan 'memenuhi otak dengan ilmu pengetahuan' tapi juga harus disertai penanaman nilai-nilai kepribadian dan akhlak mulia.
"Kalau kualitas pendidikan baik, maka akan menghasilkan generasi yang baik dan terhormat. Faktor lain yang harus dijadikan perhatian adalah menguatkan peran agama karena agama memiliki peran penting dalam membentuk pribadi penganutnya," ujarnya.
Untuk itu, kata Andian, pesan moral agama bukan hanya penguatan pada aspek ritual dan ibadah saja tapi bagaimana menghubungkan ibadah dengan pembentukan karakter. "Dan yang terakhir adalah peran keluarga sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena keluargalah 'madrasah kehidupan' yang sesungguhnya," ucap Andian.
Untuk mewujudkan semua hal di atas, maka perlu perhatian khusus dari seluruh steak holder negeri ini. "Dalam hal ini pemerintah, anggota legislatif, tokoh agama, para pendidik, dan para orang tua untuk mengambil peran strategis dan penting serta bertanggung jawab untuk mewujudkan generasi yang kuat, hebat, dan berkarakter," pungkasnya.