Rabu 08 Feb 2023 14:09 WIB

Dua Cara Menkes Budi Tangani Covid-19 Setelah PPKM Dicabut

Penggunaan teknologi genome sequencing jadi cara untuk ketahui varian Covid-19 baru

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pegawai mengikuti vaksinasi Covid-19 penguat kedua di Bangsal Wiyata Praja, Komplek Kepatihan, Yogyakarta. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah telah mencabut kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah pencabutan tersebut, setidaknya ada dua strategi pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pegawai mengikuti vaksinasi Covid-19 penguat kedua di Bangsal Wiyata Praja, Komplek Kepatihan, Yogyakarta. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah telah mencabut kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah pencabutan tersebut, setidaknya ada dua strategi pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah telah mencabut kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah pencabutan tersebut, setidaknya ada dua strategi pemerintah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

Pertama, adalah penggunaan teknologi genome sequencing untuk mengetahui adanya varian baru Covid-19. Sebab, naiknya kasus terkonfirmasi positif bukan disebabkan oleh mobilitas massa, melainkan karena hadirnya varian-varian baru Covid-19.

"Dengan mekanisme ini, salah satu strategi utama penanganan pandemi di mana kita tahu jenis musuh kita, siapa dia, dan ada di mana, kita bisa melakukan respons yang tepat," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (8/2).

Indonesia sendiri telah memiliki 50 alat genome sequence yang tersebar di seluruh wilayah. Tujuannya agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat segera merespon, jika kembali ditemukannya varian baru Covid-19 yang masuk ke dalam negeri.

"Data-data seperti ini kalau di tentara seperti data intelijen, bisa gunakan satelit, radar, bisa gunakan intel on the street. Ini kita gunakan teknologi genome sequence untuk mengetahui musuh kita seperti apa, ada di mana, dan tipenya apa," ujar Budi.

Strategi kedua adalah peningkatan dan penguatan daya tahan tubuh masyarakat Indonesia. Jelasnya, secara ilmiah pandemi bisa dikatakan terkendali apabila reproduction rate atau laju penularannya di bawah 1.

Rendahnya laju penularan Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh semakin kuatnya antibodi dan imunitas masyarakat terhadap virus tersebut. Adapun penguatannya dapat dilakukan lewat vaksinasi dan kekebalan alami.

"Di bulan Juli (2022), (kadar antibodi masyarakat) naik dari 88 persen menjadi 98 persen populasi kita sudah memiliki antibodi. Levelnya juga naik ke 2 ribu, di bulan Januari yang terakhir itu naik lagi menjadi 99 persen dengan kadar antibodi 3.200," ujar Budi.

"Nah ini yang sebenarnya menyebabkan kenapa tidak terjadi lonjakan kasus, walaupun ada varian baru. Karena daya tahan dari masyarakat kita, imunitas dari masyarakat kita, kadar antibodi dari masyarakat kita relatif tinggi," sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement