REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Survei SkyQuest menyebutkan, saat ini lembaga sertifikasi halal akan terus meningkat di pasar halal global. Tak bisa dimungkiri, saat ini lembaga sertifikasi halal sudah semakin canggih dan mampu menyertifikasi produk tidak hanya untuk konsumsi keagamaan juga untuk digunakan di gerai seperti sekolah, rumah sakit dan bandara.
Sebanyak 256 lembaga sertifikasi halal tersebar di Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah dan Afrika (EMEA), Asia Pasifik, dan Asia Selatan untuk memenuhi permintaan pasar makanan halal global. "Studi menemukan, meskipun mayoritas lembaga sertifikasi adalah organisasi kecil, jumlah asosiasi diperkirakan meningkat secara eksponensial selama beberapa tahun ke depan," dikutip dari Digital Journal, Rabu (8/2/2023).
Pertumbuhan tersebut terjadi lantaran industri keuangan Islam sudah semakin meluas, mulai dari investasi berbasis syariah hingga operasi ritel halal. Banyak pula lembaga sertifikasi didirikan di pasar makanan halal global untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang mencari sertifikasi halal untuk produk atau layanan produsen halal.
Namun, tak sedikit pula beberapa lembaga sertifikasi halal hanya aktif dengan beberapa klien komersial atau tidak aktif sama sekali. Sedangkan lembaga sertifikasi lainnya banyak yang mengesahkan rangkaian produk dan layanan yang lebih luas daripada investasi tradisional yang sesuai dengan syariah.
"Karena ritel halal menjadi semakin populer, penting bagi perusahaan untuk memahami badan sertifikasi mana yang paling dapat memenuhi kebutuhan mereka."
Berikut merupakan 12 produsen teratas yang menyajikan makanan bersertifikasi halal di pasar global :
1. Al Islami Foods (UAE)
2. QL Foods Sdn Bhd (Malaysia)
3. Nestlé S.A (Swiss)
4. DagangHalal Sdn. Bhd. (Malaysia)
5. Cargill Inc. (Amerika Serikat)
6. Tahira Foods Ltd. (Inggris)
7. Kawan Foods Berhad (Malaysia)
8. Janan Meat Ltd (Malaysia)
9. Prima Agri-Products Sdn Bhd (Malaysia)
10. Saffron Road (Amerika Serikat)
11. Unilever (Inggris)
12. American Halal Company, Inc. (Amerika Serikat)