REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang dosen senior Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya diduga melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswa. Diduga, terdapat lebih dari satu mahasiswa yang menjadi korban dosen berinisial EDH itu.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsil, Gumilar Mulya, mengatakan, terungkapnya kasus itu bermula ketika ada laporan dari salah seorang mahasiswa Indonesia yang menjadi perwakilan sebuah kampus Jerman sedang bertugas di Unsil. Mahasiswa itu diduga mengalami pelecehan seksual oleh dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi Unsil.
"Ada mahasiswa asal Indonesia yang sedang di Jerman bekerja sama dengan Unsil di sini jadi korban," kata Gumilar, Rabu (8/2/2023).
Mahasiswa itu kemudian melaporkan ke pihak rektorat. Namun, Gumilar menyarankan mahasiswa itu melapor kepada Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsil.
Menurut Gumilar, Satgas PPKS kemudian melakukan investigasi dengan mengumpulkan keterangan korban dan mencari barang bukti lainnya. Akhirnya, ditemukan rekaman CCTV peristiwa itu.
"Dalam tayangan video, korban sedang berjalan ke toilet di sebuah lorong yang lebarnya lebih dari 2 meter, sehingga tidak mungkin bertabrakan saat berjalan berpapasan. Namun, pelaku menyenggol bahu korban," kata dia.
Gumilar mengatakan, korban ketika itu kaget dan bertanya maksud dosen senior itu. Namun, dosen itu memberi jawabannya kurang mengenakan.
Menurut dia, kasus itu bukan merupakan laporan pertama dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dosen tersebut. Namun, selama ini, belum ada bukti yang kuat untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
"Sebelumnya juga sudah ada laporan terkait dosen yang bersangkutan. Namun, tidak ada bukti dan saksi. Setelah kasus ini terbuka, banyak yang sudah lulus juga berani bercerita," ujar dia.
Gumilar mengatakan, beberapa laporan juga menyebutkan bahwa terdapat sejumlah mahasiswa yang mendapat perlakuan tidak senonoh dari dosen itu. Namun, laporan itu masih akan diinvestigasi lebih lanjut.
Menurut dia, laporan itu akan kembali diinvestigasi oleh tim dari Kemendikbud Ristek. Tim itu akan terdiri dari empat orang dari Kemendikbud Ristek dan satu orang dari Unsil.
Ia juga meminta, para mahasiswa atau alumni yang pernah menjadi korban kekerasan seksual untuk melapor ke Satgas PPKS. "Sudah kewajiban kami untuk menindaklanjuti. Pak Rektor juga dengan Satgas di Jakarta untuk menindaklanjuti ini," kata dia.