Rabu 08 Feb 2023 16:36 WIB

Harus Mau Berkembang

Kemajuan teknologi yang bisa dipakai untuk memantau gelombang seismik semakin canggih

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami*

REPUBLIKA.CO.ID, Pada awal bulan Februari 2023 ini, sebuah kabar duka datang dari Turki dan Suriah. Sebuah gempa bumi dengan magnitudo 7,8 yang berepisentrum di perbatasan kedua negara mengguncang di pagi hari pukul 04.17 waktu setempat. 

Titik pusat gempa bumi yang disebut pada kedalaman 18 kilometer mengakibatkan kerusakan dahsyat pada bangunan-bangunan yang berada di atas dan sekitarnya. Sampai artikel ini dituliskan, menurut salah satu media tercatat sebanyak 7.100 orang meninggal dunia akibat gempa bumi di dua negara Arab ini. Berita duka tersebut tentu memantik ingatan kejadian gempa bumi dahsyat yang pernah mengguncang Indonesia.

Seperti Indonesia, perbatasan Turki dan Suriah juga dilewati oleh beberapa sesar atau patahan. Pergerakan di sesar aktif yang diberi nama Anatolian Fault System atau Sistem Sesar Anatolia merupakan penyebab dari gempa bumi dahsyat tersebut. Gempa bumi merupakan kejadian alam yang dipastikan akan terjadi khususnya pada daerah yang memiliki patahan. Meskipun demikian, prediksi berapa besar kekuatan dan waktu terjadinya gempa bumi belum dapat diprediksi secara akurat. 

Para peneliti telah berusaha untuk mampu melakukan prediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa bumi akan terjadi. Seperti yang dilakukan oleh peneliti Belanda bernama Frank Hoogerbeets yang sempat membuat cuitan peringatan melalui akun Twitter-nya akan terjadinya gempa bumi besar di Turki pada tanggal 3 Februari 2023 atau tiga hari sebelum terjadinya gempa. 

Frank Hoogerbeets disebut menggunakan pengamatan benda langit dalam kaitannya dengan aktivitas seismik bumi. Prediksi atas gempa bumi besar di Turki melalui Twitter ini membuat nama peneliti Belanda tersebut menjadi bahan berita dan dibicarakan di berbagai media sosial.

Sampai saat ini berbagai penelitian telah dilakukan dalam upaya untuk dapat melakukan prediksi terjadinya gempa bumi, salah satunya adalah metode yang digunakan oleh Frank Hoogerbeets tersebut. Silang pendapat mengenai penggunaan suatu metode dipastikan terjadi dan akan terus berlangsung khususnya dalam ranah ilmiah. 

Tidak dimungkiri bahwa kemajuan teknologi yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan gelombang seismik sudah semakin canggih dan hal tersebut tentu semakin banyak membuka banyak peluang untuk dilakukannya penelitian.

Terus berusaha mencari peluang penelitian merupakan hal yang di hari Senin (06/02/2023) lalu saya sampaikan kepada para calon mahasiswa baru S2 PJJ Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta. Beberapa calon mahasiswa baru yang memiliki latar belakang non informatika dipastikan dapat membawa sudut pandang yang berbeda saat dikolaborasikan dengan bidang Informatika. 

Salah satu calon mahasiswa baru yang memiliki latar belakang bidang Hukum tentu akan sangat menarik penelitiannya apabila dikaitkan dengan bidang Kecerdasan Artifisial. Lahirnya ChatGPT buatan OpenAI dan sebentar lagi muncul chatbot saingan dari Google bernama Bard tentu dapat menjadi topik kajian menarik dalam bidang Hukum dan Informatika ini.

Semakin mudahnya bidang ilmu berinteraksi menjadikan sebuah perubahan dalam satu bidang ilmu dapat memicu perubahan dan perkembangan di bidang ilmu lainnya. Universitas sebagai wadah berinteraksi antar bidang ilmu tentu semakin membutuhkan insan yang mampu beradaptasi dengan hal ini. 

Harus mau berkembang dan terus berusaha untuk memperbaiki apa yang sudah ada merupakan salah satu kunci utama bagi civitas academica terutama dosen dan mahasiswa dalam memajukan Universitas. 

Sebuah ayat ke-18 dari surat Al Hasyr semoga dapat menjadi pengingat dan pendorong kita semua, khususnya civitas academica untuk terus mau berkembang, "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Wallahu a’lam. 

 

*Wakil Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Amikom Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement