REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu rukun iman yang wajib kita percayai adalah hari akhir sebagai hari penghakiman. Untuk itu semua orang hendaklah mempersiapkan diri dalam menghadapi hari akhir tersebut.
Melansir laman aboutislam.net dan disebutkan oleh Rasulullah ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan di hari akhir, mereka adalah:
Pertama, pemuda yang taat beribadah
Banyak anak muda saat ini berpikir bahwa mereka dapat menunda beribadah kepada Allah dan menjalankan agama sampai mereka tua. Dan ini pemikiran keliru karena tidak ada yang bisa menjamin besok atau bahkan menjamin bangun keesokan paginya.
Kedua, bahkan jika seseorang hidup sampai usia tua, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang diberkati dalam keadaan takwa dan kemudian memperoleh naungan dan kedekatan-Nya di kehidupan selanjutnya.
Kedua, pemimpin yang adil
Jika kita sampai pada posisi berkuasa, kita perlu memastikan untuk melakukan segala sesuatu dalam kapasitas kita untuk menjadi adil. Tidak peduli berapa lama kita hidup, akan datang suatu hari ketika kita kembali kepada Hakim Tertinggi dan Dia akan membuat keadilan berlaku pada hari itu, jadi kita harus berada di sisi keadilan dan tidak pernah bersandar pada ketidakadilan.
Allah memberitahu kita dalam Alquran An nisa ayat 58,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Ketiga, pria yang hatinya dekat dengan masjid
Banyak laki-laki yang melupakan pahala besar yang menanti mereka untuk sholat di masjid, dan lebih memilih sholat di rumah. Sedangkan Rasulullah mengatakan jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya setelah berwudhu dengan niat untuk sholat wajib berjamaah di masjid, pahalanya seperti orang yang pergi haji. (Sunan Abi Dawud)
Keempat, dua orang yang saling mencintai untuk mendapat ridho Allah
Dua orang yang saling mencintai dan saling bertemu dan berpisah karena ridha Allah akan berada di bawah naungan Arsy Allah. Terkadang kita melupakan kebajikan ini dan pahalanya, sehingga penting untuk menghidupkan kembali kebiasaan tulus mencintai saudara dan saudari kita dalam Islam untuk keridhaan Allah dan mengunjungi mereka secara khusus untuk tujuan ini, bukan untuk keinginan lain atau keuntungan duniawi.
Kelima, orang yang menjauhi zina
Seorang pria yang tergoda oleh seorang wanita yang sangat cantik untuk hubungan terlarang yang kemudian menolak tawaran ini dengan mengatakan, "Aku takut kepada Allah" akan berada di bawah naungan singgasana Allah pada hari kiamat.
Kita harus ingat bahwa hidup sebagai muslim di tengah segala citra maksiat yang dilihat orang di media sosial, seperti Instagram dan Facebook, dan TV—serta di jalanan saat ini—merupakan ujian besar bagi para ikhwan.
Tapi pahala menjaga diri mereka sendiri dan tidak menuruti godaan ini akan menjadi sesuatu yang mereka bayar dengan segala cara di dunia untuk mendapatkannya pada Hari Penghakiman. Sedikit kesabaran dalam hidup ini akan memberi mereka pahala yang kekal dan tak terlukiskan.
Keenam, orang yang bersedekah dan menyembunyikannya
Kita harus bersedekah sedemikian rupa sehingga tangan kiri kita tidak mengetahui apa yang telah diberikan tangan kanan. Artinya, alih-alih mempublikasikan amal yang kita berikan dan membiarkan pujian duniawi apa pun masuk ke dalam hati kita, kita harus bekerja keras untuk menyembunyikan amal kita. Melakukan hal itu akan membuat mereka lebih tulus dan sungguh-sungguh demi Allah dan pahala-Nya yang tak tertandingi.
Ketujuh, orang yang selalu mengingat Allah meski dalam kesendirian
Ketika seseorang menjauh dari orang untuk duduk sendirian dan mengingat Allah dan kemudian meneteskan air mata, Allah senang pada orang itu. Seberapa sering kita memberi diri kita kesempatan untuk menyendiri bersama Allah dan Kitab-Nya, mendengarkan Al qur'an dan membacanya dan membiarkannya mengisi hati kita dengan kedamaian, kegembiraan, ketenangan, dan kerinduan akan Pencipta kita.