REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan kebijakan ke depan, Indonesia akan fokus pada hilirisasi. Hal itu dimulai dari hilirisasi nikel hingga target menjadi produsen baterai.
"Hilirisasi harga mati. Di mana hilirisasi pendekatannya green industry dan green energy," kata Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dalam Webinar Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rabu (8/2/2023).
Bahlil menegaskan, Indonesia ingin melakukan hilirisasi dalam hal penataan lingkungan dan menciptakan nilai tambah dalam kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Selain itu juga memberikan lapangan pekerjaan layak dan berkolaborasi dengan UMKM.
Dalam menciptakan nilai tambah, Bahlil mengungkapkan, upaya tersebut sudah terlihat dalam hilirisasi nikel. Dia menjelaskan, pada 2017 hingga 2018, Indonesia melakukan ekspor nikel saat belum melakukan hilirisasi dengan nilainya hanya sekitar 3,35 miliar dolar AS.