REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan pertemuan petinggi DPP PKS dengan petinggi Partai Golkar, kemarin, Selasa (7/2/2023) merupakan upaya untuk mengajak Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan yang mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Sebelum PKS, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh juga sudah lebih dulu bertemu dengan Airlangga. Arifki menduga Koalisi Perubahan yang berisikan Nasdem, PKS dan Demokrat ingin memperkokoh diri dengan menarik Golkar bergabung.
"Golkar ini partainya dinamis. Ruang ini wajar saja dibaca oleh Koalisi Perubahan untuk menarik Golkar bergabung dengan Koalisi Perubahan," kata Arifki, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (8/2/2023).
Golkar diketahui sudah berada dalam gerbong KIB bersama PAN dan PPP. Tapi Arifki melihat Golkar merupakan partai mudah menyesuaikan diri dengan apapun situasi dan keadaan. Sejak 2004 lalu, Partai Golkar selalu menempatkan diri di posisi aman dan selalu bergabung dengan pemerintahan.
Saat ini, lanjut Arifki, ada banyak faksi-faksi di internal Golkar tersebar di beberapa kandidat capres. Sehingga siapapun yang memang, akan mudah kelembagaan Golkar yang kalah untuk ditarik masuk ke pemerintahan.
"KIB ini hingga saat ini belum menentukan capres dan cawapresnya untuk 2024. Ruang ini lebih terbuka didekati oleh koalisi lain," ujar Arifki.
Bila Golkar bergabung, Arifki memprediksi akan meminta jatah untuk menyodorkan kadernya sebagai cawapres Anies. Dua kandidat yang dinilai cocok untuk posisi tersebut adalah Airlangga Hartarto dan kader baru Ridwan Kamil.