Rabu 08 Feb 2023 18:51 WIB

Ratusan Ekor Babi di NTT Mati Mendadak, Apa Penyebabnya?

Kasus babi mati mendadak di NTT terus bertambah menjadi 349 ekor.

Ratusan babi di NTT mati mendadak. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Ratusan babi di NTT mati mendadak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan babi mati mendadak di NTT terus bertambah. Pada Senin (6/2/2023), jumlah babi yang mati 318 ekor, namun pada Rabu (9/2) bertambah menjadi 349 kasus.

"Terjadi penambahan sekitar 31 kasus baru di NTT," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar, di Kupang, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga

Melky merinci, ternak babi yang mati secara mendadak tersebut yang pertama jumlahnya didominasi oleh Kabupaten Kupang dengan jumlah kasus babi mati mendadak mencapai 77 ekor, disusul Sumba Barat Daya 53 ekor, dan ketiga adalah Kota Kupang dengan jumlah kasus 49 ekor. Kemudian pada urutan keempat adalah Kabupaten Nagekeo dengan jumlah kasus 47 ekor kasus babi mati mendadak, Kabupaten Sikka 43 kasus, dan Flores Timur 33 kasus, serta Sumba Barat tiga kasus.

Dia mengatakan, sejumlah babi yang mati itu, tidak semuanya karena terjangkit African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika. "Tetapi ada juga yang mati begitu saja, ketika diambil sampelnya bukan karena ASF tetapi karena memang sakit," ujarnya.

Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang Yulius Umbu Hunggar mengatakan, Karantina Pertanian Kupang selama ini terus berusaha agar berbagai kasus hewan ternak mati akibat hama terus dicegah. "Kami sudah bablas dengan adanya ASF ini, tetapi kami tidak ingin kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) atau virus baru lagi yang dinamakan Lumpy Skin Disease (LSD) bagi sapi," kata dia.

Dia menyebut, untuk mencegah menyebarnya kasus ASF dan mencegah masuknya PMK dan LSD butuh kerja sama semua pihak, baik dari pemerintah, kepolisian, TNI, KSOP, akademisi dan media. Dia mengatakan, untuk mencegah penyebaran hama penyakit bagi hewan, beberapa waktu lalu juga pihaknya sudah memusnahkan 500 kilogram daging babi yang berasal dari Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement