REPUBLIKA.CO.ID, NURDAGI -- Gempa 7,8 skala Richter mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023). Gempa tersebut berpusat di Nurdagi, Provinsi Gaziantep, Turki. Gempa tersebut menyebabkan kerusakan hebat dan ribuan jiwa menjadi korban https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/gempaturki.
Ahmad Faisal, mahasiswa S1 Fırat Üniversitesi jurusan Biologi Molekuler dan Genetika sekaligus Alumni SMART Angkatan 13 menjadi salah satu penyintas gempa Turki. Menurutnya kejadian terjadi pagi sekitar pukul 04.17 (01.17 GMT) di mana orang-orang sedang tertidur.
“Saat itu saya masih terjaga karena ada tugas harus diselesaikan, tiba-tiba kamar apartemen berguncang hebat,” cerita Faisal. Ia menyampaikan gempa menyebabkan kehancuran di wilayah padat penduduk.
Faisal menjelaskan setelah gempa mereda, beberapa jam kemudian gempa kembali mengguncang, dan gempa susulan terjadi lagi di sore hari. “Pemerintah meminta warga bergotong royong mengevakuasi penyintas ke tempat aman. Di sana pemerintah telah menyediakan air, makanan, dan kebutuhan darurat lain,” tambahnya.
Ia menerangkan jika sempat terpisah dengan teman asal Indonesia saat gempa terjadi. “Jaringan sinyal telepon sempat terputus sehingga kami sulit berkomunikasi, sekarang saya sudah bisa berkomunikasi lagi, sudah mengabari keluarga di Indonesia,” ujarnya.
Faisal yang mendapatkan Awardee Türkiye Bursları 2021 mengatakan di Elazig, Turki, tempatnya menetap ada lebih dari 500 pengungsi dan enam di antaranya warga Indonesia. “Kondisi saya dan teman-teman Indonesia lain Alhamdulillah baik-baik saja, namun kami masih waspada sebab gempa susulan kerap terjadi,” ujarnya.
“Melihat Turki seperti ini membuat kami sedih, kami menyampaikan Belasungkawa terdalam kepada keluarga yang kehilangan orang-orang tersayang dan kami berharap Turki segera pulih. Sebisa mungkin kami terus berkoordinasi dengan KBRI untuk membantu para korban dan penyintas lain di sini,” tutup Faisal dalam keterangan rilis Rabu (8/2/2023).