Kamis 09 Feb 2023 12:12 WIB

3 Cara Mudah Atur Gaji untuk Fresh Graduate

Banyak yang menghabiskan gaji pertama untuk beli gawai baru.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Mengelola keuangan bukanlah hal mudah, apalagi bagi para fresh graduate yang baru bekerja/ilustrasi.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Mengelola keuangan bukanlah hal mudah, apalagi bagi para fresh graduate yang baru bekerja/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mengelola keuangan bukanlah hal mudah, apalagi bagi para fresh graduate yang baru bekerja. Banyak di antara mereka yang rela menghabiskan gaji pertamanya untuk membeli gawai terbaru atau keperluan hiburan lain. Meskipun tak sedikit fresh graduate yang bisa menyisihkan sebagian dari gaji mereka untuk menabung atau investasi. 

Nah, agar tidak salah langkah, bagaimana idealnya pengelolaan keuangan yang bijak bagi para fresh graduate yang baru bekerja? Berikut tips dari Perencana keuangan sekaligus pendiri Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno yang bisa kamu coba terapkan.

Baca Juga

1. Ikuti skema 40/30/20/10

Mike menyarankan para pekerja milenial untuk menerapkan skema pengelolaan anggaran misalnya 40/30/20/10. Ini artinya 40 persen untuk alokasi kebutuhan prioritas, 30 persen alokasi dana wajib atau cicilan, 20 persen alokasi investasi dan 10 persen alokasi sosial seperti zakat, pajak dan donasi. “Kalau gajinya masih UMR coba diatur pengeluarannya dengan skema di atas, lalu coba realisasikan. Tujuannya agar keuangan menjadi lebih sehat," kata Mike.

 

2. Kendalikan keinginan

Mike memahami bahwa generasi milenial memang cenderung lebih mengutamakan pengalaman daripada menabung atau investasi. Mereka lahir di masa dengan kemudahan akses dalam segala aspek, mulai dari pelayanan reservasi destinasi wisata berbelanja, membeli makanan, pakaian, dan lainnya. Karena itu, tidak aneh jika banyak dari pekerja milenial yang memiliki masalah dengan tata kelola gaji. Bahkan gaji mereka cenderung hanya ‘numpang lewat’ saja setiap bulannya.

“Membeli pakaian, keperluan baju, make up, ngopi di kafe, atau jalan-jalan boleh saja. Asal jangan sampai semua gaji habis begitu saja tanpa bisa kita sisihkan untuk ditabung. Kan kita juga harus mulai memikirkan masa depan,” kata Mike.

 

3. Edukasi diri

Agar gaji bulanan bisa dikelola dengan bijak, memang perlu diawali dengan niat dan komitmen yang kuat dari setiap individu. Sebelum mulai merealisasikan, setiap individu harus benar-benar teredukasi dan mengerti betul mengapa pengelolaan keuangan itu perlu, apa pentingnya investasi, bagaimana membedakan keinginan dan kebutuhan, serta faktor lainnya.

"Kalau dia belum teredukasi dan sadar akan pentingnya pengelolaan keuangan ya cukup sulit untuk berubah. Jadi coba belajar soal pengelolaan keuangan, source nya sekarang banyak di media sosial, yang penting ikuti saran dari orang yang punya kredibel," kata Mike.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

(QS. As-Saff ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement