REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) masih cukup rendah kendati telah mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Pasokan pasar induk ditargetkan bisa mencapai level batas aman minimal 30 ribu ton akhir bulan ini.
Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya selaku pengelola PIBC, Pamrihadi Wiraryo, menuturkan, hingga Kamis (9/2/2023) pagi, total pasokan beras di pedagang PIBC sebesar 15.494 ton naik dari akhir pekan lalu sekitar 13 ribu ton.
Selain stok di pedagang, gudang khusus Food Station juga menyimpan pasokan beras sebanyak 6.124 ton. "Rata-rata harga beras medium sudah terjadi penurunan," kata Pamrihadi kepada Republika.co.id.
Ia menyampaikan, rata-rata harga beras per hari ini kembali turun tipis menjadi Rp 10.125 per kg untuk jenis IR64 dari kemarin sebesar Rp 10.150 per kg. Adapun dalam 10 hari terakhir, rata-rata penurunan harga beras sekitar Rp 225 per kg.
Sementara itu, untuk beras Bulog sejak awal tahun hingga saat ini sudah tersalurkan ke pedagang PIBC melalui Food Station sebanyak 9.209 ton. Selain itu, beras Bulog yang dititipkan di gudang food station sebanyak 1.437 ton per hari ini.
"Perkiraan di akhir Februari (stok) beras bisa tercapai 30 ribu ton," ujarnya.
Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog sebelumnya memastikan beras yang digelontorkan ke PIBC akan tepat sasaran dan dijual dengah harga terjangkau sehingga dapat menurunkan harga beras.
Ia menuturkan masuknya beras Bulog langsung ke gudang Food Station memangkas jalur distribusi. Dengan begitu, proses distribusi lebih cepat dan dapat menekan harga beras di tingkat konsumen secara bertahap.
“Kita tingkatkan secara bertahap stok di Food Station," ujarnya.
Arief mengatakan, sesuai arahan Presiden untuk mempercepat operasi pasar secara masif se-Indonesia, NFA juga telah menugaskan Bulog menggelontorkan beras yang masuk ke pasar-pasar di seluruh wilayah di Indonesia.
Bulog sendiri sejak awal telah merencanakan kedatangan 500 ribu ton beras dari luar bukan di satu titik, melainkan tersebar di beberapa pelabuhan. Ini dilakukan supaya mempercepat bongkar dan distribusi.