REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud menyampaikan Nahdlatul Ulama sampai pada satu abad umurnya menjadi sebuah kebahagiaan bagi warga Nahdliyin dan rasa syukur bagi Bangsa Indonesia.
"Alhamdulillah, Nahdlatul Ulama sampai pada satu abad dan berada di abad ke dua, ini merupakan kebahagiaan bagi warga Nahdliyin dan rasa syukur bagi bangsa Indonesia," kata Kiai Marsudi Syuhud dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Kiai Marsudi juga menghadiri Muktamar Fiqih Peradaban dan resepsi satu abad NU yang dilaksanakan di Sidoarjo, Surabaya, Jawa Timur.
Pada kesempatan itu, Kiai Marsudi menjelaskan Nahdlatul Ulama (NU) telah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) lebih dari satu abad lamanya dan NU turut berkontribusi dalam mengisi pembangunan.
"Menjaga NKRI dan mengusir penjajah serta mengisi pembangunan republik ini sudah dilakukan NU dalam perjalanannya banyak tantangan semuanya bisa dilewati dengan baik, maka menjaga dan merawat NKRI tetap terus harus digaungkan dan digelorakan agar semangat menjaga NKRI tidak bergeser," ucapnya.
Warga Nahdliyin kata dia sangat mengakar dan mempunyai tokoh mulai dari tingkat RT, RW, desa hingga Internasional.
"NU itu mempunyai ketokohan sampai ranting yang berada di desa, desa punya anak ranting yang berada di RT dan RW, punya sentral dakwah di masjid dan mushola, masjid dan mushola yang dikelola oleh NU ada 800 ribu," kata dia.
Selain itu, Kader NU menyebar di berbagai elemen, baik elemen masyarakat, eksekutif, legislatif dan yudikatif semuanya senada dalam menjaga NU dan NKRI.
"Ketika yang demikian maka kader-kader NU bisa menyebar, mempunyai DPR, gubernur, wali kota dan bupati yang NU lebih banyak dari partai-partai," katanya.
Di situ lah, kata Kiai Marsudi bisa saling bahu-membahu untuk tetap menjaga Nahdlatul Ulama dan NKRI.
"Tetap menjaga NU dan NKRI eksisting dari ranting sampai ke PBNU dan internasional," kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Uchwah itu.