Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Najmuddin Saifullah

Wudhu Harus Hemat Air?

Agama | Thursday, 09 Feb 2023, 10:07 WIB

Salah satu cuture shock yang terjadi pada orang Indonesia ketika berada di Australia adalah pengelolaan air yang sangat baik. Australia menaruh perhatian terhadap penggunaan air secara ketat, termasuk air yang digunakan untuk wudhu di masjid. Pernah suatu ketika ada orang Indonesia yang ditegur oleh takmir masjid di Australia karena ketika wudhu menghidupkan kran dengan kencang dan membuang-buang air. Karena hal yang dilakukannya adalah perbuatan biasa di Indonesia, ia pun marah sampai keduanya hampir berkelahi. Budaya hemat air seperti ini belum dijalankan oleh masyarakat di Indonesia, apalagi bagi orang yang hidup di daerah dengan persediaan air melimpah. Beberapa kali saya melihat ketika berada di lereng gunung merapi, merbabu, dan sumbing di sana memiliki pengelolaan air gunung tersendiri untuk warganya. Ada pipa-pipa yang mengalirkan air dari sumber mata air ke rumah-rumah warga, termasuk ke masjid. Namun seringkali kran air yang mengisi ember di kamar mandi masjid dibiarkan tidak tertutup rapat yang menyebabkan air meluber dan mengalir ke pembuangan. Padahal Rasulullah SAW dalam riwayat Ibnu Majah nomor 425 sudah mengingatkan kita untuk hemat air:

أَنَّ النَّبيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ ، فَقَالَ : مَا هَذَا السَّرَفُ يَا سَعْدُ ؟ قَالَ : أَفِيْ الوُضُوْءِ سَرَفٌ قَالَ : نَعَمْ ، وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهْرٍ جَارٍ

Sesungguhnya Nabi SAW melewati Sa’ad yang sedang berwudhu, kemudian menegurnya: “Kenapa kamu berlebih seperti itu wahai Sa’ad?”, ia menjawab: “Apakah dalam wudhu ada hal yang berlebihan?”, Nabi menjawab: “Iya, meski kamu sedang berada di atas sungai yang mengalir?”.

Hadis di atas menegaskan pentingnya hemat air ketika berwudhu, lantas seberapa ukuran air untuk berwudhu yang dicontohkan nabi? Kita bisa melihatnya dalam hadis riwayat al-Bukhari nomor 201:

كَانَ النَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ، أوْ كَانَ يَغْتَسِلُ، بالصَّاعِ إلى خَمْسَةِ أمْدَادٍ، ويَتَوَضَّأُ بالمُدِّ

Rasulullah SAW mandi menggunakan satu sha’ sampai lima mud air, dan berwudhu menggunakan satu mud air.

Untuk berwudhu, Rasulullah menggunakan satu mud air, jika dikonversi menjadi liter, maka wudhu membutuhkan ¾ liter. Sedangkan untuk mandi ukurannya adalah satu sha’ sampai lima mud. Satu sha’ adalah 4 mud, sehingga untuk mandi menggunakan 4-5 mud. Jika dikonversi ke liter, maka mandi membutuhkan 3 – 3,5 liter. Untuk memudahkan, kita bisa melihat ukuran botol air kemasan, wudhu cukup menggunakan satu botol ukuran tanggung (600 ml). Dan mandi cukup menggunakan 2 botol ukuran besar (1500 ml). Perhatikan ilustrasi berikut ini.

Rasulullah SAW sangat memperhatikan persoalan air ini, bukan karena sedang berada di padang pasir, namun memang menjaga air adalah kewajiban yang harus dilakukan di manapun. Tidak hanya untuk wudhu dan mandi, namun juga untuk semua aspek kehidupan kita. Memasak harus menggunakan air dengan hemat, mencuci baju, mencuci motor, dan kegiatan lain yang membutuhkan air juga harus hemat. Dengan begitu, kita bisa lebih menghargai air dan menjaga kelestarian alam melalui tindakan ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image