REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un hadiri parade militer besar-besaran yang memamerkan perangkat keras terbaru dari persenjataan nuklirnya yang berkembang pesat pada Rabu (8/2/2023) malam. Menurut laporan kantor berita pemerintah Korut KCNA, dia mengajak anak dan istrinya dalam acara tersebut.
Foto-foto parade di ibu kota Pyongyang menunjukkan Kim mengenakan jas hitam dan fedora. Kim tersenyum dan mengangkat tangannya dari balkon ketika ribuan tentara berbaris di Lapangan Kim Il-sung yang terang benderang.
Parade tersebut menandai peringatan 75 tahun berdirinya tentara Korut dan dilakukan setelah berminggu-minggu persiapan. Acara ini melibatkan sejumlah besar pasukan dan warga sipil yang dimobilisasi.
Laporan KCNA menyatakan, parade tersebut menampilkan berbagai senjata berkemampuan nuklir, termasuk senjata nuklir taktis yang digambarkan sebagai senjata penting yang mendukung kekuatan Korut melawan konfrontasi musuh. Keberadaan senjata ini memicu ketegangan dengan negara tetangganya Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).
Citra satelit komersial dari pawai yang dirilis oleh Maxar Technologies Inc. menunjukkan, truk besar pembawa rudal melewati jalan utama alun-alun saat ribuan penonton menyaksikan. Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korsel Lee Sung-jun mengatakan, militer Korsel dan AS sedang menganalisis foto dan laporan Korut untuk mengevaluasi persenjataan.
Parade militer Korut diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan pakar luar karena sering menampilkan senjata yang baru dikembangkan yang ingin diuji atau disebarkan oleh negara itu. Beberapa ahli telah mengantisipasi bahwa Pyongyang akan menggunakan parade tersebut untuk memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat baru. Senjata ini berpotensi menjadi tambahan penting untuk persenjataan jarak jauh negara yang menargetkan daratan AS.
Kim telah mengawasi uji mesin bahan bakar padat daya dorong tinggi untuk senjata strategis baru pada akhir tahun lalu. Senjata ini akan dikembangkan dalam rentang waktu tersingkat yang menurut para ahli kemungkinan merujuk pada ICBM berbahan bakar padat.
Pawai itu terjadi sehari setelah Kim membawa putrinya Kim Ju Ae untuk mengunjungi pasukan dalam peringatan hari jadi militer. Dia memuji kekuatan luar biasa dari militer bersenjata nuklir Korut.
Kim Ju Ae diyakini berusia sembilan atau 10 tahun dan merupakan anak keduanya. Analis mengatakan, keputusan Kim untuk membawa putrinya ke acara publik yang terkait dengan militer sebagai pengingat terhadap dunia bahwa dia tidak berniat untuk secara sukarela menyerahkan senjata nuklirnya. Persenjataan ini tampaknya dianggap sebagai jaminan terkuat untuk kelangsungan hidupnya dan perpanjangan kekuasaan dinasti keluarganya.