REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Aksi klitih atau remaja pelaku jejahatan jalanan yang menggunakan senjata tajam di kawasan Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Selasa (7/2/2023) dini hari WIB, terekam video hingga viral di lini masa Twitter. Aksi pelaku membacokkan celurit ke sepeda motor sangat meresahkan masyarakat.
Apalagi, aksi itu dilakukan di pusat kota, yang tidak jauh dari kantor kepolisian maupun pemerintah daerah (pemda). Alhasil, warganet sampai menjuluki Yogyakarta sebagai kota yang tidak lagi aman, dan malah mirip Kolombia.
Salah satu korban klitih berinisial G (20 tahun) mengaku, ia memang menjadi sasaran senjata tajam pelaku, meski tidak sampai mengenai bagian tubuhnya. Mahasiswa asal Kota Batam yang kuliah di Yogyakarta itu mengaku, tidak mengenal pelaku.
G menerangkan, saat kejaan, ia bersama temannya berinisial R menuju jalan pulang ke kosannya di kawasan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saat melewati Jalan Malioboro, sambung dia, muncul pelaku yang mencoba menyalip motor yang dikendarainya.
Kondisi itu membuat R berteriak kepada pelaku. Sontak, pelaku tidak terima dan menghampiri kedua korban sembari memepet motor korban sambil berteriak ke korban.
"Pas dia nyamperin, dia mepet-mepet ke kami di pinggir jalan, ngomong bahasa Jawa, kami enggak mengerti. Kata teman saya, kalau ngomong bahasa Indonesia saja baik-naik, karena saya enggak ngerti Bahasa Jawa, mereka mancing ribut, ngajak ribut," kata G saat dikonfirmasi wartawan di Kota Yogyakarta, Rabu (8/2/2023).
G menyebut, insiden tersebut awalnya terjadi di Jalan Malioboro, sebelum pelaku membacok korban di Titik Nol Kilometer. Pelaku juga sempat mengambil kunci motor korban, namun kembali direbut oleh korban R.
"Dia (pelaku hanya) sendiri awalnya (saat menyerempet), terus sempat ditarik juga baju saya sampai robek. Terus dibilang 'kalian itu pendatang, ya mas kami pendatang, kami diam kami tidak melawan'," kata G menirukan kejadian saat itu.
G dan R pun kembali melanjutkan perjalanan setelah mendapatkan kunci motornya. Pelaku ternyata membuntuti korban hingga sampai di Titik Nol Kilometer. Saat sampai Titik Nol Kilometer, menurut G, pelaku berhenti dan kemudian tiba-tiba tancap gas dengan menabrak motor korban hingga jatuh.
Pelaku saat itu masih berjumlah satu orang. Setelah berkelahi dengan korban, pelaku pun langsung pergi. "Dia ngebut nabrakin motor kami, jatuh, akhirnya berantem sama dia, dia cabut," ucap G.
Selang sekitar lima menit, pelaku kembali menghampiri korban dengan membawa beberapa temannya. Setidaknya, G melihat waktu itu pelaku membawa lima orang temannya.
G dan R pun langsung menyelamatkan diri dengan lari ke arah Malioboro dan ke arah Taman Pintar. Namun, R yang lari ke arah Taman Pintar, sempat melihat motornya masih menyala dan dicoba dibawa lari oleh korban.
Hal itu membuat R berbalik lari ke arah motornya untuk mengambil kunci. Saat itu, R dianiaya oleh beberapa korban dengan menggunakan senjata tajam. G pun lari ke arah R dan mencoba menyelamatkan temannya tersebut.
Untungnya, kedua korban hanya mengalami luka ringan karena pelaku mengarahkan senjata tajam ke helm korban. "(Saat dibacok) kena helm," jelas G.
Lebih lanjut, G menjelaskan, tidak sempat meminta pertolongan. Namun, sebelum terjadinya pembacokan di Titik Nol Kilometer, R sempat akan menelepon untuk meminta tolong, namun dengan cepat dihentikan pelaku.
"Teman saya (R) yang kena bacok itu sempat mau nelepon, cuma orang yang mau mukulinnya nampak dia bawa HP mau nelpon. Didatangi mau diambil HP-nya, cuma enggak keambil. Mereka kabur, kami juga nyari aman dulu," ucap G.