REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masuk ke dunia politik, Putri Zulkifli Hasan, menyoroti persoalan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Putri ingin masyarakat lebih peka dan paham terhadap persoalan KDRT ini.
Dikatakannya, setiap rumah tangga memiliki permasalahan tersendiri, tapi jika menyangkut dengan KDRT tentu hal itu merupakan red flags. “Apapun permasalahan yang dihadapi dalam berumah tangga batasannya adalah kekerasan,” ujar Putri, Kamis (8/2/2023).
Kekerasan, menurutnya, sesuatu yang sama sekali tidak bisa ditolerir. Mau dilihat dari sisi manapun, KDRT merupakan kejadian, keadaan, serta kondisi terburuk yang dapat terjadi dalam kehidupan berkeluarga.
Dalam beberapa kasus, menurut anak Zulkifli Hasan ini, tak jarang korban KDRT takut untuk melapor. Hal ini karena terdapat stigma bahwa hal tersebut terjadi karena salah dari pihak perempuan.
Soal KDRT, Putri mengatakan kalau dia berpegang pada default mode. Bahkwa ketika melihat atau mendengar ada peristiwa KDRT yang terjadi pada kerabat, teman, atau bahkan keluarga terdekat, kuncinya adalah percaya kepada korban, berada di pihak korban, dan melihat dari kacamata korban.
"Hal ini dikarenakan untuk menceritakan peristiwa tersebut itu tidak mudah, loh! Ditambah lagi pernyataan tersebut keluar langsung dari korban,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sudah seharusnya masyarakat lebih aware akan isu KDRT. Tujuannya agar praktik-praktik KDRT bisa diminimalisir.
“Menurut saya, tidak ada alasan pembenaran untuk seseorang yang melakukan kekerasan, terlebih kepada orang-orang yang dekat dengannya dalam lingkup keluarga. Jadi, bila sudah terjadi, jangan segan atau ragu untuk melapor. Sebab jika pelaku KDRT dibiarkan, lama-kelamaan pelaku akan menganggap bahwa dirinya benar dan berhak melakukan hal tersebut,” ungkapnya.
Putri sudah memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan bergabung ke PAN. Ia terjun ke politik dengan alasan ayahnya ingin bisa menjadi sosok yang berguna. Bukan hanya untuk dirinya saja, akan tetapi juga bagi seluruh komponen masyarakat dan bangsa.
Bersama dengan anggota Perempuan Amanat Nasiona (PUAN), Putri ingin terus memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. Diharapkan mereka memperoleh kesetaraan gender di segala bidang.
“Kami ingin membuktikan bahwa saat ini keberadaan perempuan bukan hanya hadir sebagai pelengkap atau penggembira semata. Melainkan bisa memberi warna baru untuk menjadi lebih baik lagi, baik itu di legislatif, eksekutif, bahkan di organisasi sosial kemasyarakatan,” paparnya.