Kamis 09 Feb 2023 19:36 WIB

Ketua Fraksi PKS: Mari Jaga Kebebasan dan Independensi Pers Nasional

Fraksi PKS sebut selamat Hari Pers Nasional dan mari jaga kebebasan dan independensi.

Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sebut selamat Hari Pers Nasional dan mari jaga kebebasan dan independensi pers.
Foto: istimewa/doc humas
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sebut selamat Hari Pers Nasional dan mari jaga kebebasan dan independensi pers.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional kepada seluruh insan pers tanah air. Menurut Jazuli pers mengemban amanah besar dalam menjaga dan memajukan bangsa sejak masa kemerdekaan hingga hari ini. 

Anggota Komisi I DPR ini berharap pers nasional semakin maju dan semakin  terdepan dalam menghadirkan berita dan hiburan yang mendidik dan mencerdaskan bangsa.

Baca Juga

"Kita butuh informasi. Kita butuh pengetahuan dan wawasan. Kita juga butuh hiburan. Tapi semuanya harus mencerdaskan dan mengokohkan identitas dan karakter kebangsaan," pesan Jazuli.

Menurut Anggota DPR Dapil Banten ini, Pers adalah pilar keempat demokrasi. Maka pers punya tanggung jawab yang besar untuk mengawal kehidupan demokrasi yang bermartabat dan bertanggung jawab. Apalagi kita akan segera memasuki tahun politik 2024 yang pasti hiruk pikuk.

"Pers harus menjujung tinggi objektivitas, adil, dan transparan. Menghadirkan berita meneduhkan suasana dan menyatukan bangsa. Menjadi saringan atau filter berita-berita hoaks, SARA, dan ujaran kebencian. Jangan tambah memperkeruh dan memanas-manasi," tandasnya.

Sebaliknya, lanjut Jazuli, pers harus berperan aktif dalam mengawal proses pergantian dan regenerasi kepemimpinan nasional sehingga lahir pemimpin yang benar-benar berintegritas dan berpihak pada rakyat.

Di sisi lain, pemerintah dan seluruh elemen bangsa harus menjaga kebebasan pers dan menjaga agar pemberitaannya tetap independen.

"Kita paham banyak konglomerasi media yang dikuasai tokoh dan elit politik. Meski demikian, tidak boleh mengorbankan independensi dan objektivitas media," pungkas Jazuli.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement