REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua relawan yang selama ini terlibat dalam membela Joko Widodo kini bertengkar. Kubu Joman (Jokowi Mania) yang digawangi oleh Immanuel Ebenezer dan kelompok Eko Kuntadhi, Denny Siregar Cs.
Kubu Joman telah menyatakan sikap keluar dari barisan Ganjar Pranowo. Joman secara terang-terangan membubarkan Ganjar Pranowo Mania. Sejumlah alasan muncul mengapa Joman tak lagi sebagai pendukung Ganjar.
Dari mulai masalah ketidakjelasan pengusung, miskin gagasan, hingga kurang tepat sebagai pengganti Presiden Joko Widodo. Namun Immanuel atau akbar disapa Noel meyakinkan bahwa mereka tidak membenci ganjar.
"Ini kritik saya ke Mas Ganjar, semoga Mas Ganjar bisa menerima kritik, ini yang membedakan kita dengan kelompok-kelompok Cokro, Denny, Eko, Guntur," ujar Noel.
Denny Siregar dalam akun Twitter-nya @dennysiregar7 sempat mengomentari terkait keputusan Noel bubarkan Ganjar Mania.
"Wkwkwkwk... Baguslah, biar jelas posisi si teman Munarman 😄," cicitnya.
Noel memang sempat mencuri perhatian publik setelah membela Munarman dalam persidangan. Ia menjadi saksi meringankan dalam sidang Munarman pada Februari 2022. Langah kontroversial Noel ini membuatnya dicopot dari kursi Komisaris Utama PT Mega Elektra, anak usaha PT Pupuk Indonesia.
Eko Kuntadhi yang sebelumnya mundur posisi Ketum Ganjarist pada September 2022 usai pernyatannnya terhadap Ustazah Ning Imaz di media sosial juga ikut berkomentar terhadap langkah Immanuel.
"Ketua dia, pengurus dia, anggota dia, jubir dia. Terus cara bubarinnya gimana? Sama aja kayak jomblo yang minta putus...," tulis di Twitter.
Perselisihan antara Noel dan Denny Siregar cs sebetulnya bukan pertama kali terjadi. Pada Maret 2022 Noel ingin melaporkan Denny ke polisi terkait status di media sosial.
Noel selama ini diketahui berada di barisan pendukung Presiden Jokowi. Pada 2019, Noel bahkan dilaporkan oleh Presiden Alumni 212 atau dugaan ujaran kebencian. Sementara itu, Noel juga pernah melaporkan dosen UNJ Ubedilah Badrun karena dianggap fitnah terhadap putra Jokowi.
Sementara itu, juru bicara Kelompok Sukarelawan Sahabat Ganjar (SaGa) Mahathir Muhammad menegaskan perjuangan memenangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024 belum selesai. Meskipun, relawan Ganjar Mania menyatakan membubarkan diri.
"Dukungan dan doa untuk Bapak Ganjar Pranowo ini belum usai, belum selesai. Bukan hanya untuk mendukungnya hingga nanti menjadi presiden di tahun 2024, tetapi juga sampai jadi presiden pun, untuk Indonesia yang lebih baik," kata Mahathir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/2/2023) malam.
Mahathir mengatakan dengan bubarnya GP Mania, bukan berarti menghentikan perjuangan sukarelawan lain untuk membawa Ganjar menuju kursi sebagai orang nomor satu di Indonesia. Dia lantas mengajak para sukarelawan pendukung Ganjar untuk tidak patah semangat akibat pembubaran GP Mania itu.
Dia juga meminta para anggota GP Mania lainnya tidak berhenti memberi dukungan untuk Ganjar Pranowo menjelang Pilpres 2024. Mahathir meyakini semua sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo memiliki niat dan tujuan yang sama.
"Kami, relawan Sahabat Ganjar, akan terus berjuang dan mendoakan Bapak Ganjar untuk jadi presiden di 2024. Kami terus memberi semangat dan doa untuk sukarelawan di seluruh Indonesia tetap sama-sama kita berjuang," ujar Mahathir.
Saat ini Sahabat Ganjar juga tetap aktif melakukan berbagai kegiatan sosial sekaligus sosialisasi sosok Ganjar Pranowo kepada masyarakat.
PDIP pertanyaan Noel
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto enggan menanggapi pembubaran Ganjar Pranowo (GP) Mania. Menurutnya, pembubaran tersebut seharusnya ditanyakan lebih lanjut kepada Emmanuel Ebenezer.
"Itu kan evaluasinya Ebenezer, namanya saja sudah, Ebenezer saja kan itu yang ngomong," ujar Bambang di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Salah satu alasan pembubaran GP Mania dikarenakan Gubernur Jawa Tengah itu yang disebut tak memiliki gagasan. Namun, Bambang menilai orang awam pun sesungguhnya memiliki gagasan. "Manusia itu semua punya gagasan, cuma yang dimaksud gagasan yang mana ini kan gitu loh. Gagasan sebagai seorang negarawan? Gagasan sebagai seorang politisi? Gagasan sebagai orang awam? Atau gagasan yang mana," ujar Bambang.
Bambang pun enggan memberikan pandangannya terhadap gagasan Ganjar sebagai kader PDIP. "Begini loh, saya bukan pengacaranya Ganjar gitu loh, ya biar dijawab sendiri (oleh Ganjar)," ujar Ketua Komisi III DPR itu.
Berbicara terpisah, politisi PDIP yang lain, Andreas Hugo Pareira malah mempertanyakan, sebenarnya kapan relawan-relawan yang menamakan diri GP Mania itu dibentuk. Pasalnya, belum pula terdengar malah tiba-tiba mengumumkan pembubaran diri. "Kapan pembentukan kok tiba-tiba bubar ya," kata Andreas kepada Republika, Kamis.
Andreas mempertanyakan, jangan-jangan selama ini kelompok relawan bernama GP Mania itu memang tidak pernah ada. Sebab, Anggota Komisi X DPR RI itu mengaku tidak pernah tahu kapan relawan GP Mania tersebut dibentuk. "Jangan-jangan tidak pernah ada, tapi tiba-tiba bubar," ujar Andreas.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook