REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) Provinsi Papua Barat mengecam aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah membakar pesawat Susi Air Pilatus Porter PC/6 PK-BVY di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah pada Selasa.
"Gereja mengecam aksi kekerasan membakar pesawat dan menyandera Pilot Philip Max Marthin," kata Ketua PGGP Papua Barat Pendeta Sherly Parinussa di Manokwari, Kamis.
Tindakan KKB, kata dia, sangat merugikan masyarakat sipil di wilayah pedalaman karena membakar pesawat Susi Air Pilatus Porter PC/6 PK-BVY yang digunakan sebagai transportasi sehari-hari.
Pilot berkebangsaan Selandia Baru harusnya mendapat jaminan keselamatan karena memberikan pelayanan bagi masyarakat sipil khususnya orang asli Papua.
"Ini bagian dari tindakan perampasan hak hidup manusia. Pesawat dan pilotnya tidak ada sangkut paut dengan kondisi sosial di Tanah Papua," jelas dia.
Ia menegaskan, konflik bersenjata yang melibatkan TNI-Polri dan KKB telah menelan banyak korban baik itu warga sipil maupun aparat keamanan.Oleh sebabnya, gereja meminta KKB segera menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan dan perampasan hak hidup warga sipil yang merusak kedamaian Tanah Papua.
"Gereja tetap netral dan terus menyerukan kedamaian di Tanah Papua. Kekerasan yang terjadi selama ini harus segera dihentikan," ucap Sherly.
Gereja juga menyarankan agar TNI-Polri tetap profesional memperhatikan hak masyarakat sipil ketika melaksanakan operasi pembebasan pilot yang disandera KKB.Operasi tersebut jangan menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan bagi warga sipil di wilayah Nduga akibat diinterogasi berlebihan, intimidasi dan tindakan represif lainnya.
"Silahkan kejar pelaku tapi jangan langsung menginterogasi dengan cara yang berlebihan apalagi sampai menyiksa warga sipil," tutur Sherly.
Ia melanjutkan, PGGP Papua Barat mengajak seluruh gereja menjaga netralitas dan terus menebarkan kasih demi mewujudkan Tanah Papua adalah tanah damai.Selama ini, gereja senantiasa menjalankan misi kemanusiaan untuk menyelamatkan warga sipil yang terdampak konflik TNI-Polri dan KKB.
Terpisah, Anggota Komisi III DPR RI Habib Aboe Bakar Allhabsy menegaskan bahwa aksi pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot harus segera diatasi secara maksimal karena Indonesia dalam tekanan internasional.
"Kami sangat prihatin, TNI dan Polri harus bekerja keras dan maksimal," ujar dia usai melantik DPTW dan DPW PKS Papua Barat di Manokwari.
Kendati demikian, menurut dia, TNI-Polri harus tetap menerapkan pola pendekatan humanis ketika menjalankan misi keamanan di Tanah Papua.Pola tersebut akan berdampak positif bagi masyarakat Papua, sehingga program strategis pembangunan berjalan dengan baik."Pendekatan humanis, pendekatan ekonomi jauh lebih baik dari pendekatan senjata," jelas dia.