Jumat 10 Feb 2023 06:13 WIB

BEM Unsil Tasikmalaya Buka Saluran Siaga Korban Kekerasan Seksual Oknum Dosen

BEM Unsil yakin banyak korban oknum dosen tak berani bersuara soal kekerasan seksual

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah mahasiswa melintas di depan Gedung Rektorat Unsil Tasikmalaya, Rabu (8/2/2023). Salah satu dosen di kampus itu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswa.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah mahasiswa melintas di depan Gedung Rektorat Unsil Tasikmalaya, Rabu (8/2/2023). Salah satu dosen di kampus itu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap mahasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Siliwangi (Unsil) berencana membuka saluran siaga (hotline) untuk para korban kekerasan seksual. Hotline itu dibuka agar para korban kekerasan seksual oleh salah seorang dosen kampus yang berada di Kota Tasikmalaya itu berani melapor.

Ketua BEM terpilih Unsil, Muhammad Ilham, mengatakan, kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan salah satu dosen di kampusnya itu memang telah ditangani oleh Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsil. Namun, ia meyakini masih banyak korban yang belum berani berbicara mengenai kekerasan seksual yang dilakukan dosen tersebut. 

Baca Juga

"Ini kan yang jadi masalah adalah kita terbentur dengan Satgas PPKS. Kami coba akan membuka hotline secara independen nanti membentuk tim khusus," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (9/2/2023).

Ia menilai, Satgas memiliki peranan penting dalam penanganan kekerasan seksual. Namun, di sisi lain kewenangan Satgas PPKS dinilai masih terbatas.

Ilham mengatakan, BEM Unsil akan terus mendukung korban lainnya untuk berani berbicara. Bahkan, apabila korban memerlukan pendampingan lebih lanjut, BEM Unsil siap untuk memfasilitasi.

"Kami akan buka hotline terkait aksi pelaku ini atau dari pelaku lainnya," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsil, Gumilar Mulya, mengatakan, berdasarkan laporan sementara, terdapat lebih dari satu orang yang diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh dosen berinisial EDH itu. Namun, jumlah korban dugaan kekerasan seksual oleh dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi Unsil itu belum bisa dipastikan.

"Satgas masih sangat terbuka apabila masih ada yang mau melapor. Kami juga minta kesempatan untuk mendapat laporan yang lengkap," kata Gumilar, Rabu (8/2/2023).

Ia meminta para korban, baik mahasiswa maupun alumni, untuk tidak takut melapor. Pihak kampus disebut akan melindungi korban kekerasan seksual. 

Gumilar menambahkan, pihaknya juga akan mendampingi korban untuk melakukan pemeriksaan ke psikolog. Seluruh biaya pemeriksaan itu akan ditanggung oleh Unsil. Dalam pemeriksaan, korban juga akan didampingi oleb tim dari Satgas PPKS Unsil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement