REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI hanya menemukan bukti fisik yang sangat terbatas dari balon mata-mata Cina yang diduga ditembak jatuh ke laut pada Sabtu (4/2/2023). Sejauh ini, FBI belum bisa mendapatkan informasi yang cukup untuk menilai kemampuan balon tersebut.
"Ini sangat awal bagi kami dalam proses ini, dan bukti yang telah ditemukan dan dibawa ke FBI sangat terbatas," kata salah satu pejabat kepada wartawan, Kamis (9/2/2023).
Para pejabat mengatakan, FBI masih tidak memiliki akses ke sebagian besar puing-puing balon, termasuk perangkat elektronik di dalamnya. FBI mengatakan banyak dari bukti tetap berada di bawah air.
"Kami belum mengidentifikasi bahan energik atau ofensif apa pun," kata salah satu pejabat FBI, ketika ditanya apakah ada bahan peledak atau komponen berbahaya lainnya yang telah diidentifikasi dari balon tersebut.
Sebelumnya Departemen Luar Negeri mengatakan, Amerika Serikat sedang menjajaki mengambil tindakan terhadap entitas yang terkait dengan militer Cina yang mendukung serbuan balon ke wilayah udara AS. Washington menduga, pabrikan balon mata-mata itu memiliki "hubungan langsung" dengan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA).
Pejabat FBI mengatakan mereka belum memiliki informasi terkait lokasi pembuatan beberapa komponen balon tersebut. Bukti itu dapat digunakan untuk tujuan intelijen atau kemungkinan tuntutan pidana.