Jumat 10 Feb 2023 09:25 WIB

AS, Inggris, dan Australia Gelar Latihan Udara Di Nevada

Latihan simulasikan operasi tempur tingkat tinggi menghadapi pertahanan udara Cina

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia menggelar latihan udara gabungan di atas gurun Negara Bagian Nevada, AS. Latihan ini mensimulasikan operasi tempur tingkat tinggi menghadapi pesawat tempur dan pertahanan udara Cina.
Foto: South Korean Defense Ministry via AP
Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia menggelar latihan udara gabungan di atas gurun Negara Bagian Nevada, AS. Latihan ini mensimulasikan operasi tempur tingkat tinggi menghadapi pesawat tempur dan pertahanan udara Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, NEVADA -- Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia menggelar latihan udara gabungan di atas gurun Negara Bagian Nevada, AS. Latihan ini mensimulasikan operasi tempur tingkat tinggi menghadapi pesawat tempur dan pertahanan udara Cina.

Latihan Red Flag yang berlangsung selama tiga pekan ini melibatkan pesawat tangki bahan bakar KC-2 Voyager Inggris. Pada Rabu (8/2/2023) lalu kapal tersebut mengisi bensin pesawat jet AS dan Inggris.  

Komandan Skuadron Latihan Tempur ke-414 Kolonel Angkatan Udara AS Jared J.Hutchinson yang memimpin latihan Red Flag mengatakan latihan tahunan ini tidak berkaitan dengan peristiwa baru-baru ini. Pada Sabtu (4/2/2023) lalu pesawat tempur AS menembak jatuh balon mata-mata Cina yang mencurigakan di South Carolina.

"(Cina) hanya ukuran tantangan yang kami latih sehingga kami siap, kami pikir bila kami siap menghadapi Cina, kami siap menghadapi siapa pun," kata Hutchinson, Kamis (9/2/2023).

Inti dari latihan itu mengatasi jauhnya jarak antara AS, Inggris dan Australia dalam operasi di Pasifik. Selain itu latihan ini juga bertujuan meningkatkan interoperabilitas (kemampuan berbagi informasi) angkatan udara tiga negara tersebut.

Tugas Royal Air Force Voyager adalah menjadi pom bensin di udara. Para awak pesawat itu harus mampu mengisi bahan bakar pesawat tempur yang sedang menjalani misi.

Komandan Angkatan Mobilitas Udara Angkatan Udara Inggris (RAF) Komodor udara John Lyle mengatakan misi dalam latihan Red Flag mensimulasikan pasukan angkatan udara masuk "wilayah yang telah diinvasi negara musuh."

"Jadi peran kami adalah mendukung pasukan untuk masuk dengan efektif ke wilayah telah diduduki dan untuk melumpuhkan aset kunci yang merupakan target agar kami dapat menurunkan kemampuan tempur musuh," kata Lyle.

Ia tidak menyebutkan Cina atau identitas negara yang melakukan invasi dalam simulasi tersebut. Beberapa tahun terakhir Pentagon mengungkapkan kekhawatiran tekanan Beijing dapa Taiwan yang dikelola dengan demokratis.

Selain pesawat tangki, Inggris juga membawa pesawat tempur Eurofighter Typhoon dalam latihan ini. Australia berkontribusi membawa EA-18G Growler.

Pemerintah AS sudah mengidentifikasi Cnia sebagai prioritas strategis militer AS. Meski sudah menggelontorkan miliaran dolar untuk mendukung Ukraina melawan balik invasi Rusia.

Pekan lalu Direktur Central Intelligence Agency (CIA) William Burns juga memperingatkan AS tahu "berdasarkan intelijen" Xi telah memerintahkan militer untuk siap menggelar invasi ke Taiwan pada tahun 2027.

"Sekarang tidak berarti ia telah memutuskan untuk menggelar invasi pada tahun 2027, atau tahun yang lain, tapi ini mengingatkan betapa serius fokus dan ambisinya," kata Burns dalam sebuah kegiatan di Georgetown University di Washington.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement