REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi sedang mendata, dan mendapati kekurangan tenaga pengajar atau guru di sekolah dasar negeri (SDN) dan sekolah menengah pertama negeri (SMPN). Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi mencatat, setidaknya tingkat SD dan SMP membutuhkan tambahan ribuan guru.
"Kita kekurangan guru SD sebanyak 1.671 dan SMP 850 lebih," kata Kepala Disdik Kota Bekasi, Uu Saiful Mikdar saat dihubungi Republika.co.id di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/2/2023).
Uu mengatakan, kekurangan guru di Kota Bekasi sudah terjadi sejak 2019. Sampai saat ini, sambung dia, belum ada tambahan guru berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mengisi kekosongan di seluruh sekolah SD dan SMP Kota Bekasi. "Kekurang guru di kita ini memang sudah lama sekitar empat tahun ke belakang," katanya.
Menurut Uu, Disdik Kota Bekasi sudah menyampaikan kekurangan guru itu kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Dia menyebut, penempatan rekrutmen PPPK menjadi urusan pemerintahan pusat. "Kami menyampaikan informasi-informasi terkait situasi dan kondisi termasuk kekurangan guru," katanya.
Dia mencatat, Pemkot Bekasi memiliki guru tenaga kerja kontrak (TKK) atau honorer sebanyak 4.900 lebih. Pemkot mendata, mempunyai 356 SD dan 56 SMP, yang semuanya masih kekurangan guru.
Uu mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, jajarannya memutuskan menambah beban kerja guru menjadi 50 jam setiap minggunya. Meski menurut ketentuan Pasal 35 Ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, beban kerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran minimal 24 jam tatap muka setiap pekan.
"Jalan keluarnya meski menurut ketentuannya itu minimal ngajar 24 jam. Nah, karena kekurang ini terpaksa ada yang mengajar di atas 50 jam," kata Uu.
Dia mengaku, terpaksa menambah beban kerja guru daripada peserta didik tidak mendapatkan pengajaran diri guru. Uu memastikan, sebenarnya permasalahan kekurangan tenaga pengajar untuk tingkat SD dan SMP bukan terjadi di Kota Bekasi saja, tetapi terjadi di seluruh daerah. "Saya kemarin main ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya juga sama. Jadi secara umum sama," kata Uu.
Dia mengatakan, salah satu penyebab guru sekarang langka adalah karena beda dengan kebijakan pemerintah pusat pada masa Presiden Soeharto. Saat itu, semua lulusan dari sekolah keguruan menjadi PNS. "Guru yang masuk menjadi PNS pada masa itu (saat ini) sudah banyak yang pensiun dan juga meninggal dunia," kata Uu.
Ali Yusuf